Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tim Penetapan Harga TBS Provinsi yang terbentuk berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/215/KPTS/2017 menetapkan harga TBS Provinsi Sumatra Utara periode 7-14 Agustus 2019 tertinggi untuk umur 10-20 tahun sebesar Rp 1.427,03/kg. Harga ini naik dibandingkan pekan lalu Rp 1.373,95/kg.
Secara rinci, penetapan harga TBS untuk:
Umur 3 tahun Rp 1.000,32/kg
Umur 4 tahun Rp 1.213,21/kg
Umur 5 tahun Rp 1.279,50/kg
Umur 6 tahun Rp 1.315,42/kg
Umur 7 tahun Rp 1.329,02/kg
Umur 8 tahun Rp 1.362,79/kg
Umur 9 tahun Rp 1.389,92/kg
Umur 10-20 tahun Rp 1.427,03/kg
Umur 21 tahun Rp 1.423,64/kg
Umur 22 tahun Rp 1.403,66/kg
Umur 23 tahun Rp 1.388,82/kg
Umur 24 tahun Rp 1.339,72/kg
Umur 25 tahun Rp 1.295,76/kg
Kemudian harga rata-rata minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) lokal dan ekspor juga naik menjadi Rp 6.700,34/kg dari sebelumnya Rp 6.471,16/kg. Untuk rata-rata harga kernel Rp 3.540,02/kg. Faktor K adalah 85,2%.
Sementara itu, harga TBS di petani kini berkisar Rp 850 hingg Rp 980/kg. Harga di petani naik dibandingkan pekan lalu dimana harga tertinggi hanya Rp 900/kg.
Berikut harga TBS di daerah penghasil sawit di Sumut:
1. Langkat Rp 970/kg
2. Deli Serdang Rp 950/kg
3. Serdang Bedagai Rp 980/kg
4. Simalungun Rp 890/kg
5. Batubara Rp 850/kg
6. Asahan Rp 850/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 930/kg
8. Labuhanbatu Rp 945/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 930/kg
10. Padanglawas Utara Rp 970/kg
11. Padanglawas Rp 980/kg
12. Tapanuli Tengah Rp 915/kg
13. Mandailing Natal Rp 890/kg
14. Tapanuli Selatan Rp 870/kg
Perbedaan harga yang mencolok antara harga penetapan provinsi dengan tingkat petani, disebut karena pengawasan tak ada. "Pemerintah tidak melakukan pengawasan. Itu sebabnya penetapan harga hanya sebagai menjalankan norma tanpa ada pengawasan dalam pengimplentasiannya," kata Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari, Rabu (7/8/2019).
Jika dihitung, harga tertinggi penetapan provinsi dengan harga tertinggi di petani mempunyai selisih hingga Rp 447,03/kg. Dan selisihnya lebih besar lagi jika dibandingkan dengan harga terendah yakni Rp 577,03/kg. Jika saja pemerintah bisa melakukan pengawasan, tentu petani masih bisa dapat harga di atas Rp 1.000/kg.