Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bali. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara soal strategi pilpres yang justru jadi penghancur demokrasi dalam pidatonya di Kongres V PDIP di Bali. Dalam acara ini, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga turut hadir.
Dalam pidatonya, Megawati pertama-tama berbicara soal demokrasi yang sekadar alat. Menurutnya, alat tersebut fungsinya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
"Dalam pancasila demokrasi adalah suatu alat. Alat untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur yang sempurna," kata Megawati di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (8/8/2019).
"Jadi pemilihan umum sekadar alat untuk menyempurnakan Pancasila," imbuh Megawati.
Megawati lantas mengungkit soal strategi menebar kebencian yang digunakan pada saat pemilihan umum dan pilpres. Dia menegaskan, bahwa strategi itulah yang melumpuhkan demokrasi.
"Kalau sikap perilaku menebarkan kebencian hujatan merajalela karena pemilihan umum. Kalau keutuhan bangsa berantakan karena pemilihan umum. kalau tenaga bangsa remuk redam karena pemilihan umum. Maka sebenarnya dengan pemikiran jernih, sesungguhnya demokrasi itu telah dilumpuhkan," tutur Mega.
Puteri dari Presiden Pertama RI ini pun mengatakan bahwa orang yang menggunakan strategi inilah yang memporakporandakan Indonesia. Menurutnya, jika sudah rusak, tidak ada lagi solusinya.
"Artinya, siapapun yang menggunakan pola-pola tersebut telah dengan sengaja pula memporak-porandakan negara kesatuan Republik Indonesia. Dan sengaja pula melenyapkan Bhineka Tunggal Ika dari bumi Indonesia. Lalu apa solusinya? Dan adakah solusinya? Menurut saya tidak ada. Ya sudah, porak-poranda," ujar Mega.(dtc)