Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tak percaya anggota DPRD Sumatera Utara sedang tidak berada di tempat saat mahasiswa berdemonstrasi ke kantornya di Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (12/9/1019), menyebabkan massa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia ( BEMSI) Sumbagut itu marah.
Demonstrasi dimaksudkan untuk menolak sejumlah upaya yang dilakukan untuk melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Seperti, revisi UU KPK yang tengah berlangsung di DPR RI dan pengusulan calon pimpinan KPK dari figur yang integritasnya diragukan.
Ekspresi kemarahan diperlihatkan dalam berbagai tindakan. Dalam orasinya para anggota DPRD dituding anti pemberantasan korupsi. Terbukti selama ini banyak wakil rakyat dari Sumut yang terjerat kasus korupsi dan dijebloskan ke penjara. Keengganan mereka menampung aspirasi mahasiswa agar KPK diperkuat, bukan diperlemah, tidak dipenuhi.
Ekspresi yang paling seru adalah seratusan mahasiswa yang berasal dari kampus USU, Universitas Panca Budi, Universitas Negeri Medan dan Politeknik Negeri Medan itu berusaha membakar "jenazah" anggota DPRD Sumut.
Jenazah terbuat dari potongan-potongan kayu kecil yang dibungkus kain putih seperti kafan. Persis sebagaimana mayat betulan. Jenazah dikelilingi mahasiswa peserta aksi. Kemudian disiram dengan bensin, lalu dibakar. Di tengah api yang menyala, pimpinan aksi berorasi.
"Kami tidak percaya tak seorangpun ada anggota DPRD di dalam gedung ini. Gedung ini adalah milik kami, dibangun dengan keringat rakyat. Untuk masukpun kami tak kalian izinkan. Kalian kami bakar," teriak mereka.
Nyanyian lagu perlawanan mahasiswa "Darah Juang" berikut pengucapan "Sumpah Mahasiswa" meramaikan aksi pembakaran jenazah anggota dewan.
Yang berikutnya, gedung DPRD" disegel". Melambangkan kehendak mahasiswa agar anggota dewan tidak bisa menggunakan bangunan berlantai empat itu. Karena dianggap tidak bermanfaat dan tidak membawa kebaikan bagi rakyat.
Penyegelan gedung DPRD dilakukan dengan cara menyeret kawat duri barikade agar menutupi pintu gerbang gedung. Lalu diatasnya dipasang pemberitahuan tertulis bahwa kantor dewan disegel.
Sebelumnya sempat juga massa mahasiswa berusaha hendak mendobrak paksa agar gerbang terbuka. Mereka memanjat dan mengguncangnya. Namun tidak diteruskan akibat banyaknya aparat kepolisian yang berusaha menghadang.
"Kami ingin menyuarakan agar Presiden Joko Widodo dan DPR memilih calon pimpinan KPK yang berintegritas dan memiliki rekam jejak baik dalam memberantas korupsi, mendesak panitia seleksi bekerja transparan dan mengajak masyarakat terlibat aktif mengawasi proses seleksi pimpinan KPK," ujar koordinator aksi, Muhammadiyah Reza Hutasuhut, kepada wartawan.
Kata Reza, mereka akan kembali datang ke gedung DPRD dengan jumlah massa lebih besar.
Pantauan medanbisnisdaily.com, gedung dewan kosong akan anggota DPRD Sumut karena semua mereka tengah menjalankan agenda kunjungan kerja. Ke luar Sumut. Hingga akhir masa jabatan pada 14/9/2019, tak akan kembali lagi. Segera diganti anggota baru, periode 2019-2024, yang akan dilantik pada 16/9/2019.