Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Giant kembali menutup salah satu gerainya. Bersamaan dengan itu, salah satu marketplace sekaligus unicorn Bukalapak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.
Terkait hal ini, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai ada tekanan konsumsi rumah tangga yang berarti juga tekanan daya beli khususnya kelas menengah.
Dia bilang, ada sejumlah hal yang membuat daya beli tertekan. Pertama, kekhawatiran akan kenaikan sejumlah kebutuhan masyarakat.
"Faktor utamanya karena turunnya kepercayaan konsumen kelas menengah dan atas terhadap kondisi ekonomi sehingga mereka menahan belanja, kekhawatiran kenaikan harga BBM, listrik dan iuran BPJS juga membuat kelas menengah irit belanja," jelasnya, Jumat (13/9/2019).
Kemudian, pendapatan masyarakat berkurang karena tekanan global. Tekanan global ini bersinggungan dengan investasi.
"Tekanan ekspor karena pelemahan ekonomi global, dan investasi juga rendah memberi tekanan pada sisi pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, terpenting saat ini ialah pemerintah mendorong kepercayaan kelas menengah. Misalnya meninjau kembali soal rencana pencabutan subsidi listrik.
"Jangan sembrono seperti tahun 2017 lalu waktu subsidi listrik jutaan konsumen golongan 900VA dicabut," ujarnya.
Kemudian, memberikan kepastian soal perpajakan. Menurutnya, penguasa sendiri dibuat kaget oleh target pertumbuhan pajak sebesar 13% saat ekonomi lesu. Artinya, pengusaha akan wait and see untuk ekspansi.
"Terakhir, ekonomi butuh stimulus yang lebih greget. Akui saja 16 paket kebijakan tidak berjalan sesuai harapan ya rombak total. Termasuk nanti Pak Jokowi hati-hati pilih menteri bidang ekonomi, jangan sampai salah pilih orang dan bisa blunder ke kepercayaan investor maupun pelaku usaha," tutupnya.(dtf)