Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Impor Sumatra Utara (Sumut) per Agustus 2019 anjlok 20,09% menjadi US$ 3,003 miliar dari sebelumnya US$ 3,757 miliar. Penurunan impor disumbang oleh penurunan golongan barang modal sebesar 28,33% menjadi US$ 356,373 juta, bahan baku penolong turun 16,74% menjadi US$ 2,395 miliar dan impor barang konsumsi turun 34,51% menjadi US$ 250,958 juta.
Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Sumut, Dianto MS, mengatakan, penurunan impor karena sejumlah produk impor digunakan secara periodik. "Misalnya mesin-mesin. Impor produk ini tidak dibeli secara kontinu. Selain itu, resesi ekonomi global ikut mempengaruhi kondisi industri sehingga otomatis membuat permintaaan barang modal terpangkas," katanya, Jumat (4/10/2019).
Data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 10 golongan barang utama, impor mesin-mesin/pesawat mekanik turun 16,71% (US$ 75,332 juta), bahan bakar mineral turun 45,38% (US$ 258,734 juta), ampas/sisa industri makanan turun 16,47% (US$ 41,541 juta), plastik dan barang dari plastik turun 3,96% (US$ 8,642 juta), bahan kimia anorganik sebesar 18,02% (US$ 40,401 juta), mesin/peralatan listrik turun 33,48% (US$ 80,891 juta), dan benda-benda dari besi dan baja turun 6,20% (US$ 8,042 juta).
Selain karena resesi ekonomi global, penurunan impor juga karena sejumlah barang impor sedang diperketat untuk menjaga neraca perdagangan. Karena secara nasional, jarak ekspor dan impor sangat dekat bahkan ada beberapa periode terjadi defisit neraca perdagangan.
"Jadi ada sejumlah barang impor yang diperketat, terutama yang golongan barang konsumsi. Tentunya sikap pemerintah ini kan berlaku secara nasional. Makanya banyak juga importir yang akhirnya memangkas pembelian," katanya.