Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (KPP) Provinsi Sumatra Utara menegaskan ternak babi di provinsi ini bebas dari penyakit yang disebabkan virus demam babi Afrika (virus african swine fever/ASF). Sebelumnya, sempat ditengarai virus itu mulai melanda ternak babi di Sumut menyusul terjadinya kematian mendadak pada beberapa ekor babi di Kabupaten Dairi sekitar 2 minggu lalu.
"Namun setelah kita turunkan tim, babi itu mati bukan karena penyakit virus demam babi Afrika, tapi karena kolera dan penyakit ini memang biasa melanda babi," ujar Kepala Dinas KPP Sumut, Azhar Harahap, menjawab wartawan di Medan, Selasa (8/10/2019).
Tim dari Dinas KPP Sumut bersama pihak Laboratorium Veteriner Sumut dan Direkorat Peternakan Kementerian Pertanian, sudah turun ke Dairi setelah laporan kematian babi itu diterima 21 September 2019.
Setelah memastikan Dairi tidak dilanda virus demam babi Afrika itu, kemudian tim turun juga ke beberapa daerah sampel, misalnya Humbang Hasundutan, Batu Bara, Deli Serdang, Binjai dan Tapanuli Utara.
"Dari investigasi kita di sana, tidak ditemukan ada penyakit demam babi Afrika. Itu juga artinya menunjukkan bahwa ternak babi di Sumut bebas dari penyakit demam babi Afrika," terang Azhar.
Begitu pun, lanjut Azhar, masyarakat peternak babi diimbau untuk waspada akan penyebaran penyakit demam babi Afrika tersebut. Cara sederhana adalah dengan selalu membersihkan kandang ternak dan kualitas makanan ternak.
Dikutip dari wikipedia, demam babi klasik (bahasa Inggris: classical swine fever) atau kolera babi (hog cholera) adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh virus classical swine fever. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, kejang, dan pendarahan bagian permukaan kulit dan bagian dalam (limpa, ginjal, dan usus) pada babi.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan kandang dalam keadaan kering dan bersih dan komposisi makanan yang sesuai dengan berat badan babi. Selain itu, untuk tindakan penanganan dilakukan program vaksinasi dengan pemberian vitamin dan antibiotika.