Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Layaknya gurun pasir pastialah panas, kering dan gersang. Namun di gurun yang satu ini, justru dilengkapi telaga-telaga biru. Fenomena itupun mengundang kagum.
Dialah Gurun Pasir Telaga Biru, persisnya berada di Desa Puding, Kecamatan Sri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dari Kota Batam, bisa ditempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Nantinya harus naik ferry selama 15 menit dari Pelabuhan Telaga Punggur ke Pelabuhan Bulang Linggi Tanjung Uban, Bintan Utara.
Rombongan dari Medan, tepatnya para jurnalis yang sehari-harinya bertugas di Kantor Gubernur Sumut, berkesempatan mengunjungi gurun itu dalam rangkaian kunjungan Batam, 17-20 Oktober 2019.
Oleh warga di sana, gurun itu tak lebih dari gurun buatan atau yang tercipta dari aktivitas pertambangan beberapa tahun lalu. Penambangan itu didorong oleh kualitas pasir Bintan yang bernilai jual tinggi. Sentosa Singapura adalah salah satu yang menggunakan pasirnya.
Dari masifnya aktivitas pertambangan itu, sampai-sampai memicu munculnya air dari dasar mata air. Lama kelamaan kemudian membentuk genangan dengan airnya yang biru indah, dan jadilah kemudian disebut telaga biru.
Kini gurun pasir yang hanya beberapa hektar itu, ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Hamparan indahnya diwarnai gundukan-gundukan yang semakin memanjakan mata.
Oleh guide atau pemandu kunjungan kami, sedikitnya 500 orang turis dari Tiongkok mengunjungi gurun itu setiap harinya. Selain dari Tiongkok, wisman dari Singapura dan negara tetangga lainnya juga ramai mengunjungi gurun pasir itu.
Bahkan gurun pasir itu wajib dikunjungi karena merupakan selurusan menuju Lagoi Bay, sebuah resort yang dilengkapi pantai yang indah dan kolam renang terluas di Asia Tenggara.
Warga di daerah gurun pasir itu mempersilahkan pengunjung sebebas-bebasnya menikmati gurun pasir dan telaga-telaga biru itu. Paling mereka hanya ngutip Rp 5.000 untuk pengunjung yang menggunakan wadah yang mereka buat (seperti kuda kayu dan unta kayu) untuk berfoto.
Kemudian produk kerajinan mulai dari topi, tas, ragam mainan anak-anak, hingga aneka makanan, minuman dan buah-buahan, mereka jajakan untuk pengunjung. Harganya cukup terjangkau dan produk kerajinan juga berkualitas.
Di Sumatra Utara, gurun pasir memang tidak ada. Yang ada adalah hamparan pasir putih seperti di Samosir Danau Toba dan pantai di Sibolga Tapanuli Tengah. Namun telaga-telaga biru ada di daerah Sidamanik, Simalungun yang setiap weekend-nya selalu dipadati pengunjung. Hanya saja perlu dikemas agar menarik kunjungan para wisman yang lebih lagi.