Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dubai. Pemerintahan Irak dan Iran tahu soal kabar kematian pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi. Irak dan Iran diberitahu oleh sumber-sumbernya di Suriah.
Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (27/10/2019), Irak mengonfirmasi soal kematian Al-Baghdadi. Ada dua sumber keamanan Irak yang menyebut Al-Baghdadi tewas.
"Sumber kami dari dalam Suriah telah mengkonfirmasi kepada tim intelijen Irak yang ditugaskan untuk mengejar Baghdadi bahwa ia telah terbunuh bersama pengawal pribadinya di Idlib setelah tempat persembunyiannya ditemukan ketika ia berusaha membawa keluarganya keluar dari Idlib menuju perbatasan Turki," kata salah satu sumber, seperti yang dikutip Reuters.
Sementara itu, Iran pun tahu soal kabar kematian Al-Baghdadi ini. Informasi ini diperoleh dari lapangan.
"Iran diberitahu tentang kematian Baghdadi oleh para pejabat Suriah yang mendapatkannya dari lapangan," kata salah satu pejabat Iran mengkonfirmasi hal itu.
Sedangkan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) telah melakukan operasi yang menargetkan al-Baghdadi. Al-Baghdadi dikabarkan tewas dalam operasi tersebut. Informasi tersebut didapatkan dari seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya.
Newsweek mengutip seorang pejabat Angkatan Darat AS yang memberi pengarahan tentang hasil operasi itu. Sang pejabat mengatakan al-Baghdadi terbunuh dalam serangan itu.
Dikatakan operasi itu terjadi di provinsi Idlib barat laut Suriah, dan dilakukan oleh pasukan operasi khusus setelah menerima intelijen yang bisa ditindaklanjuti.
Sebelumnya diketahui, selama berhari-hari, para pejabat AS khawatir bahwa Negara Islam akan berupaya memanfaatkan gejolak di Suriah. Tetapi mereka juga melihat peluang potensial, di mana para pemimpin Negara Islam dapat melepaskan diri dari rutinitas yang lebih rahasia untuk berkomunikasi dengan para operator, berpotensi menciptakan peluang bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mendeteksi mereka.
Baghdadi sudah lama dianggap bersembunyi di suatu tempat di sepanjang perbatasan Irak-Suriah. Dia telah memimpin kelompok itu sejak 2010, ketika itu masih merupakan cabang bawah tanah Al Qaeda di Irak.
Pada 16 September, jaringan media Negara Islam mengeluarkan pesan audio 30 menit yang mengaku datang dari Baghdadi. Dalam rekaman tersebut, Baghdadi mengatakan operasi berlangsung setiap hari dan meminta para pendukung untuk membebaskan wanita yang dipenjara di kamp-kamp di Irak dan Suriah atas dugaan hubungan mereka dengan kelompoknya.
Dalam pesan audio, Baghdadi juga mengatakan Amerika Serikat dan kuasanya telah dikalahkan di Irak dan Afghanistan, dan bahwa Amerika Serikat telah "diseret" ke Mali dan Nigeria.
Pada puncak kekuasaannya, Negara Islam telah menguasai jutaan orang di wilayah yang membentang dari Suriah utara melalui kota-kota dan desa-desa di sepanjang lembah Tigris dan Efrat ke pinggiran ibukota Irak, Baghdad.
Namun, jatuhnya Mosul dan Raqqa pada tahun 2017, yang merupakan basis kuatnya di Irak dan Suriah, melucuti kepemimpinan Baghdadi. Semenjak itu, dia menjadi buron.(dtc)