Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Chevrolet menjadi salah satu merek Amerika yang pamit dari industri otomotif Tanah Air pada akhir Maret 2020. Merek ini menyusul kepergian beberapa merek Amerika lainnya seperti Ford dan Chrsyler.
Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai kehadiran merek Amerika tidak serius untuk menggarap industri otomotif di Tanah Air.
Ia juga menyebut hengkangnya Chevrolet dari Indonesia lantaran ketidakmauan belajar dari kompetitor yang tak sekadar menjual mobil, tetapi juga memproduksi komponen otomotif.
"Mahalnya harga mobil Amerika disebabkan kurang seriusnya mereka membangun industri otomotif dan industri komponennya di Indonesia, sehingga dapat comply dengan peraturan industri dan perdagangan di Indonesia," kata Yannes.
Kendati demikian, General Motors sebenarnya sudah membuka pabrik di Pondok Ungu, Bekasi beberapa waktu lalu. Namun tetap penjualan Chevrolet tak begitu bagus, sempat tutup pada 2005 dan kembali dibuka pada 2013 untuk memproduksi MPV Spin, pabrik Chevrolet kemudian benar-benar ditutup pada tahun 2015.
Sebelumnya pabrik GM di Pondok Ungu tutup dikarenakan biaya produksi yang tinggi karena skala produksi yang kecil dan tuntutan spesifikasi produk dari GM sendiri yang tinggi. Dengan kata lain, produk Spin tidak fleksibel melakukan penyesuaian spesifikasi produk di tengah beratnya persaingan di pasar domestik Indonesia.
Walhasil ketergantungan impor kendaraan tanpa membangun industri dan ekosistem otomotif di Tanah Air jadi satu hal yang turut membuat merek Amerika mundur secara perlahan.
"Dampaknya, produk Amerika terkena bea masuk lebih besar, ujungnya harga jual menjadi lebih mahal dari produk Jepang dan China yang menyiapkan semuanya di Indonesia," tutur Yannes.
Yannes menilai General Motors (GM) pemegang merek Chevrolet tidak bisa mengatur strategi dengan baik untuk pasar mobil yang paling gemuk di Indonesia. Sementara untuk pasar LCGC yang juga banyak peminatnya, Chevrolet hanya bisa gigit jari sebab ia juga tidak memproduksinya.
"Kita lihat saja, pasar mobil tersebar di Indonesia adalah mobil low dan middle segment. Bukan mobil premium. Varian model mobil Amerika berukuran yang masuk terbatas. Produk terakhir mereka seperti Chevrolet, hanya menjual Trax dan Spark," tutur Yannes.(dto)