Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Seoul. Sebuah helikopter penyelamat milik departemen pemadam kebakaran Korea Selatan (Korsel) jatuh di lautan, dekat pulau yang menjadi sengketa dengan Jepang. Sedikitnya tujuh orang yang ada di dalam helikopter itu dilaporkan hilang.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (1/11/2019), helikopter yang jatuh merupakan jenis Airbus Helicopters H225 yang bisa mengangkut penumpang untuk jarak jauh. Helikopter itu jatuh pada Kamis (31/10) malam waktu setempat, sesaat setelah lepas landas dari Pulau Dokdo.
Disebutkan para pejabat pada markas Dinas Pemadam Kebakaran Gyeongbuk bahwa helikopter itu sedang membawa seorang pasien ke sebuah rumah sakit di daratan utama Korsel, saat terjatuh. Pasien itu merupakan seorang nelayan yang terluka.
Disebutkan bahwa tujuh orang di dalam helikopter itu terdiri dari si nelayan, satu warga sipil dan lima petugas penyelamat.
"Sang pasien ada di sebuah kapal nelayan ketika dia kehilangan salah satu jarinya dalam sebuah insiden, dan para awak membawanya ke Dokdo dan menunggu helikopter penyelamat di sana," demikian pernyataan sejumlah pejabat pada Markas Dinas Pemadam Kebakaran Gyeongbuk.
"Pasien itu membutuhkan operasi medis segera yang hanya bisa dilakukan di fasilitas-fasilitas di daratan utama," imbuh pernyataan tersebut.
Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya menyebut pihaknya telah mengerahkan sejumlah kapal, pesawat dan tim penyelam untuk menyisir lautan dalam misi mencari tujuh orang yang hilang.
Penyebab jatuhnya helikopter ini belum diketahui pasti.
Laporan kantor berita Yonhap News Agency, yang mengutip seorang pejabat penyelamat Korsel, Seong Ho-seon, menyebut helikopter penyelamat itu mulai digunakan oleh Departemen Pemadam Kebakaran setempat tahun 2016 lalu. Pihak Airbus bahkan baru memeriksa sumbu rotasi otomatis pada helikopter itu antara September dan Oktober tahun ini.
Helikopter jenis H225 ini diketahui mampu terbang untuk jarak jauh dan bisa digunakan dalam misi pencarian serta penyelamatan di segala cuaca.
Pulau Dokdo, yang oleh Jepang disebut sebagai Pulau Takeshima, menjadi sengketa kedua negara. Pulau sengketa itu dikendalikan oleh Korsel dengan penjagaan militer di sekitarnya.(dtc)