Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) mengimbau warga peternak babi agar tidak membuang ternaknya yang mati karena sakit sembarangan. Sebab, bangkai yang dibuang sembarangan akan menyebarkan virus pada ternak lainnya, juga akan mengganggu kesehatan masyarakat.
"Warga harus bisa memaklumi, saat ini sedang musim penyakit terhadap ternak babi. Ketika ada menemukan ternak mati supaya dikubur," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan melalui Kabid Peternakan, Robet Aruan, Senin (4/11/2019) di Balige.
Dia mengatakan, penyakit ternak babi yang saat ini cukup santer dan bahkan sudah secara global perlu disiasati khususnya yang mengidap penyakit maupun sudah mati.
"Penyakitnya berupa virus, namanya virus bisa menular kepada siapapun tidak terkecuali ternak maupun manusia. Karena itu peternak harus menyadari dan lebih peduli, "sebutnya seraya mengatakan rasa penyesalannya akan ditemukannya seekor ternak babi mati dan dibuang begitu saja di tengah jalan raya di Simanjalo.
Kata, Robet yang juga didampingi dokter hewan Agus Simatupang dan Jonson Siahaan dalam kurun waktu satu bulan terakhir ini, pihaknya gencar mendatangi warga pemilik ternak babi untuk dilakukan vaksinasi.
"Sudah lebih dari 700 ekor ternak babi yang mati di Tobasa. Atas kejadian itu ternak yang hidup perlu diberi vaksinasi, "ucapnya menyebut sejak peristiwa itu ternak yang sudah divaksinasi secara menyeluruh jumlahnya lebih dari 1.500 ekor.
Senada disampaikan Kepala Dinas Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Darwin Sianipar. Sebagai wujud kepeduliannya akan wabah yang mematikan ternak tersebut pihaknya sudah membuat imbauan atau larangan kepada warga agar tidak mengkonsumsi daging babi mati atau yang keadaan sedang terserang penyakit karena hal itu cukup berbahaya.
"Ini perlu dipahami demi kesehatan," katanya seraya menyebut karena hasil pemeriksaan penyakit belum keluar dari laboratorium maka jenis penyakit yang dapat disebutkan sementara adalah sejenis penyakit kolera.
Lanjut Darwin, apabila peternak babi ada menemukan kelainan pada ternaknya diharapkan tidak melakuan pembiaran segera hubungi instansi tekhnis atau langsung melalui kepala desa.
"Dengan laporan kepada kepala desa pasti secepatnya akan didatangi tim paksinasi, "ucapnya juga membenarkan bahwa jumlah ternak babi yang mati dan diduga dikarenakan penyakit kolera di wilayahnya sudah mencapai lebih dari 700 ekor.