Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Salah seorang tokoh pemrakarsa pemekaran Nias, Damili R Gea, mengatakan, terobsesi menjadikan Kota Gunungsitoli menjadi kota jasa sebagaimana termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2000-2025 masih jauh dari diharapkan. Demikian juga tekad mengentaskan kemiskinan khususnya warga di Kota Gunungsitoli masih jauh panggang dari api.
Oleh sebab itu Damili R Gea mengaku tidak sabar menunggu lebih lama mewujudkan warga Kota Gunungsitoli yang sejahtera dan tidak susah. Langkah yang dilakukannya yakni memutuskan ikut berkontestasi pada Pilkada Gunungsitoli pada 2020.
Damili Gea seusai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan bagi bakal calon kepala daerah di DPW Partai Pendo Sumut, Selasa (3/12/2019), menyebutkan,
obsesi mewujudkan Kota Gunungsitoli menjadi kota jasa dan industri sudah tertuang dalam RPJM 2000-2025. Sebab mewujudkan Gunungsitoli menjadi kota jasa dan industri merupakan salah satu cara dan upaya mempercepat mensejahterakan rakyat Kota Gunungsitoli.
Sebab, jika Gunungsitoli menjadi kota jasa maka hal itu berdampak langsung pada berbagai sektor ekomomi yang pada gilirannya mensejahterakan masyarakat.
Salah satu upaya untuk mewujudkan Kota Gunungsitoli menjadi Kota Jasa yakni menghadirkan hotel berbintang yang representatif untuk dijadikan tempat melaksanakan berbagai pertemuan.
"Sekarang ini untuk kegiatan bimtek dana desa di Nias digelar di Kota Medan," kata Damili R Gea yang mengaku sudah mendaftarkan diri pada sejumlah parpol pemilik kursi anggota legislatif di DPRD Gunungsitoli.
Damili mengaku sudah mendaftarkan diri di antaranya ke Golkar dan NasDem.
Dia berharap parpol dimaksud meretusi permohonannya agar bisa bertarung di Pilkada Gunungsitoli tahun 2020.
Menjawab pertanyaan wartawan Damili R Gea menyebutkan, dari sekitar 127.000 warga Gunungsitoli sebanyak 25.000 di antaranya masih termasuk katagori warga miskin atau berkisar 19%.
Kondisi yang cukup memprihatinkan itu, sebut Damili, akan dipangkasnya menjadi sekitar 10% jika diberi kesempatan memimpin Kota Gunungsitoli.
Dia mengklaim target itu bukan hal utopis. Namun cukup rasional dibarengi program lainnya seperti membangun sektor pertanian dengan menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi dan bibit unggul yang dibutuhkan warga.
Mengenai calon pasangan yang akan digandengnya termasuk biaya politik untuk memenangkan Pilkada, Damili mengaku sudah mempersiapkannya.
Khusus mengenai biaya politik, menurut dia, merupakan hak yang dibutuhkan dalam kontetasi pesta demokrasi.