Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Belawan. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut memandang pemanfaatan benih lobster dengan cara budidaya lebih menjanjikan, disamping dapat menyejahterakan nelayan yang menangkap, juga bisa memajukan industri budidaya lobster dan mendatangkan devisa yang besar dari ekspor lobster hasil budidaya.
Hal itu dikemukan Ketua DPD HNSI Sumut Zulfahri Siagian kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (20/12/2019), terkait kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang hendak merevisi larangan ekspor lobster ke luar negeri.
Zulfahri mengatakan bahwa benih lobster bila dibiarkan di alam bebas, ratio hidup hanya 0,08%. Artinya, kata sarjana ekonomi itu, dari 1.000 ekor benih lobster yang bisa hidup dan survive sampai dengan besar hanya 8 ekor saja.
"Tetapi bila benih lobster tersebut dibudidayakan, maka ratio hidup bisa mencapai 80%," ujar Zulfahri yang dekat dengan sejumlah ahli perikanan.
Perlu menjadi perhitungan, sambung Zulfahri, berapa kapasitas budidaya dalam negeri yang mampu menyerap hasil benih lobster dari nelayan. Selanjutnya dihitung ratio potensi benih lobstet dan yang boleh ditangkap.
"Bila masih berlebih, pemerintah bisa mengijinkan untuk diekspor. Dengan catatan, keseimbangan benih lobster yang ditangkap dan yang tetap di alam harus diatur supaya kelestariannya tetap terjaga," ujarnya.
Ia juga berpendapat, pemerintah harus segera mendorong dan mempercepat penggunaan teknologi budidaya lobster dan mengundang investasi swasta nasional. Sambil menunggu budidaya lobster beroperasi, pemerintah bisa mengijinkan ekport benih lobster dengan sistem quota terbatas dan terkendali.