Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dibandingkan di dalam negeri (Indonesia), menjadi pengajar di luar negeri sangat menggiurkan terutama dari sisi ekonomi. Hal itulah yang membuat banyak dosen di Indonesia yang memilih mengajar di negeri orang. Demikian diakui salah seorang dosen dari Universitas Sriwijaya, Azhar dalam rapat Koordinasi Wilayah Sumatra III, Ilmu Hubungan Internasional yang digelar Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia di Kampus Potensi Utama, Jalan Yos Sudarso Medan, Senin (3/2/2020).
Azhar mengaku, ia telah malang melintang selama 17 tahun mengajar di sejumlah negara dan akhirnya kembali ke tanah air.
"Karena tarikan nasionalisme, saya pulang. Kalau dari sisi materi, tentu saya tidak mau. Bayangkan gaji saya di Brunei misalnya bisa Rp 75 juta per bulan. Belum lagi fasilitas dan beasiswa keempat anak saya yang sekolah di sekolah internasional ditanggung pemerintah Brunei," kata Azhar.
Ia mengatakan, karena itu, banyak dosen dari Indonesia yang memilih mengajar di luar negeri. Azhar juga mengaku pernah mengajar di Jepang dengan gaji Rp 50 juta per bulan. Hal itu belum termasuk fasilitas dan lain-lain.