Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penyanyi berbakat asal Kota Medan, Niesya Harahap akan launching single keduanya berjudul "Kepergianmu". Single ini bercerita tentang kesedihan karena kepergian orang yang dicintai. Single ini akan dilaunching Jumat 15 Mei 2020.
"Lirik single ini bercerita tentang kepergian seseorang yang kita cintai. Di balik itu, ada pesan mendalam, yakni kerelaan untuk menerima kepergian seseorang yang kita cintai untuk selamanya," katanya kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (6/5/2020)
Single ini dikerjakannya di tengah kesibukannya mempersiapkan studi lanjut S2-nya di bidang Psikologi di Universitas Indonesia.
Tahun 2020, lanjut putri pasangan pemusik Irwansyah Harahap dan Rithaony Hutajulu ini adalah tahun dimana banyak yang kehilangan orang-orang yang dicintai secara tiba-tiba.
Ia mencontohkan, di awal tahun, dunia olah raga dikejutkan oleh kematian Kobe Bryant dan putrinya. Kemudian di Indonesia dunia hiburan dikejutkan oleh kematian Ashraf Sinclair dan Glenn Fredly yang semuanya meninggalkan kisah sedih dari keluarga yang ditinggalkan.
"Baru-baru ini Indonesia juga telah kehilangan salah satu figur pemusik Didi Kempot di puncak karirnya," kata Niesya.
Di tengah pandemi covid-19 yang melanda dunia saat ini, duka dan kesedihan terjadi dimana-mana. Sebagian orang berjuang menghadapi penyakit akibat covid-19 dan sebagian lainnya merelakan kepergian orang-orang yang dikasihi dan dicintai.
"Secara keseluruhan, melodi dan teks lagu saya kerjakan bersama mama, Rithaony. Kami sama-sama merangkai lirik lagu ini agar pesan lagunya benar-benar kuat," akunya.
Rithaony adalah penyanyi dari grup musik “Suarasama” yang beraliran world music yang ia dirikan bersama suaminya Irwansyah Harahap. Kelompok musik ini sudah mengeluarkan empat album, salah satunya “Fajar di Atas Awan” yang diterbitkan oleh Drag City, Chicago, USA.
Aransemen musik single ini, sambung Niesya, dibuat oleh Irwansyah dengan gitar akustik. Tujuannya agar atmosfir dan suasana kesedihan yang disampaikan lewat teks lagu bisa lebih tergambarkan.
"Aku memang ingin single yang kedua ini lebih bernuansa akustik," kata Niesya.
Terlahir dengan nama lengkap Niesya Ridhania Harahap, adalah sosok muda yang memulai hobi bernyanyinya sejak ia kecil. Pengalaman awal kehidupan bermusiknya ia dapatkan langsung dari kedua orangtuanya.
Perjalanan pengalaman tarik suara dan bermusik Niesya terbilang lumayan. Tahun 2009, waktu masih SMP, Niesya telah dibawa orangtuanya berkunjung dan tinggal di kota Wellington New Zealand selama tiga bulan. Waktu itu kedua orangtanya diundang sebagai visiting artists oleh program Wellington Asian Residency Exchange (WARE). Ia berkesempatan berkenalan, belajar dan tampil dengan para musisi di sana bersama dengan ke dua orangtuanya.
Saat duduk di bangku SMA Harapan I Medan, ia juga aktif bersama teman-temannya bermusik dan membentuk kelompok band yang diberi nama “Niesya Bertiga”. Ia berperan sebagai penyanyi.
Saat menjadi mahasiswi di Fakultas Psikologi USU, ia turut dalam berbagai even musik kampus. Bersama kelompok Suarasama dan Mataniari (juga bentukan orangtuanya) ia ikut tampil pada acara musik dunia.
Antara lain, “Frankfurt Book Fair” di German (2015), “Pasar Hamburg” di German (2016), Festival “Europalia” di Belanda dan German (2017). Tour pertunjukan "Beyond Europalia”di beberapa kota di Asturias Spanyol (2017).
Sebelumnya, single pertamanya berjudul “Gundah” telah diterbitkannya 14 Februari 2020 lalu. Lagu ini masuk di berbagai playlist di spotify seperti “New Music Friday Indonesia”, “Musik Akhir Pekan”, “Generasi Galau” dan Playlist dari Ami Awards yaitu “Musik Minggu Ini” dan “Di Rumah Sajalah” serta berbagai playlist personal lainnya yang totalnya kurang lebih 50-an playlist.
Sedangkan di youtube video lirik dan official music videonya, single ini juga telah ditonton lebih dari 100 ribu viewers dan juga diputar di sejumlah radio di Medan.