Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Labura. Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut, meminta masyarakat melakukan 'saring sebelum sharing' informasi yang beredar terkait penetapan Bupati Labura, Kharuddin Syah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun dari Direktorat Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu). Ia meminta masyarakat jangan percaya jika belum ada pernyataan resmi dari kedua lembaga tersebut.
"Saya mengimbau masyarakat agar tidak menyebar isu yang belum jelas keabsahannya. Terkait isu yang beredar tentang ditetapkannya Bupati Labura sebagai tersangka kasus DBH oleh Dit Reskrimsus Poldasu. Kita jangan percaya sebelum ada informasi resmi," kata Ketua PGK Labura, Ahmad Syafii Hasibuan,
Dijelaskannya, beberapa waktu lalu, hal yg sama juga telah menimpa Bupati yang diisukan menjadi tersangka oleh KPK terkait dugaan kasus suap dana perimbangan. Isu tersebut dengan cepat menyebar di media sosial hingga viral di media nasional. Namun sampai saat ini kebenaran isu tersebut belum jelas karena belum ada informasi resmi dari KPK yang menyatakan bahwa bupati telah dmenjadi tersangaka terkait kasus tersebut.
"Kita berharap masyarakat agar bisa lebih jeli dalam melihat isu-isu di tahun politik ini. Agar kondusivitas menjelang pilkada mendatang bisa berjalan dengan baik sesuai dengan cita-cita demokrasi kita. Kita tidak mau momentum pilkada ini menjadi ajang perpecahan, apalagi dengan cara cara menyebarkan hoaks, saling hujat, dan lain sebagainya," pinta Syafii.
Syafii juga menyebut adanya spanduk-spanduk yang terbentang di beberapa titik di Labura bertuliskan tentang ucapan terima kasih kepada Kapolda karena telah menjadikan Bupati Labura sebagai tersangka kasus DBH PBB dan di bubuhkan bacaan 'tertanda masyarakat Labura', hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan.
"Kami imbau kepada oknum-oknum terkait agar tidak memprovokasi masyarakat dengan kebencian, apalagi berita itu belum jelas kebenarannya," pintanya.