Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada perdagangan pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di teritori negatif dengan membukukan pelemahan tipis 0,15% di level 5.302,64. Sementara itu, mata uang rupiah melemah cukup dalam di sesi perdagangan pagi ini. Rupiah melemah di level 14.735/dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan melemahnya kinerja pasar rupiah pada transaksi Non Delivery Forwad (NDF).
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, sejauh ini, pelaku pasar menilai sinergi Bank Indonesia (BI) dengan Pemerintah untuk membiayai defisit anggaran dalam skema burden sharing menjadi pemicu melemahnya rupiah.
"Dalam skenario ini, berarti BI mencetak uang untuk memenuhi defisit. Dimana defisit ini yang digunakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Cara lain adalah dengan memberikan bantuan sosial. Nah, skema ini justru mengakibatkan persediaan uang rupiah di pasar mengalami peningkatan," katanya, Rabu (2/9/2020).
Disaat peredaran rupiah melimpah di tengah masyarakat dan tanpa diikuti dengan aktivitas ekonomi, maka supply yang banyak tersebut justru potensial memicu teknan pada mata uang rupiah. Jadi solusi menjaga daya beli masyarakat dengan bagi-bagi uang oleh pemerintah (Bansos) itu punya risiko.
"Dan saat ini kita tengah berhadapan dengan resiko pelemahan rupiah tersebut," kata Gunawan.
Sementara itu dari eksternal, Brazil menjadi negara selanjutnya yang secara meyakinkan masuk jurang resesi. Brazil menambah deretan panjang 43 negara yang secara resmi melaporkan pertumbuhan ekonominya minus 11,4% dan masuk dalam jurang resesi.