Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jenewa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sekitar satu dari 10 orang mungkin telah terinfeksi virus Corona (COVID-19). Hal ini membuat sebagian besar populasi dunia rentan terhadap penyakit COVID-19 yang disebabkan virus mematikan ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/10/2020), pakar urusan darurat WHO, Mike Ryan, menyebut bahwa wabah Corona melonjak di beberapa negara Asia Tenggara, juga meningkat di beberapa bagian kawasan Eropa dan Mediterania Timur.
"Perkiraan terbaik kami saat ini memberi tahu kami bahwa sekitar 10 persen populasi global mungkin telah terinfeksi virus ini," cetus Ryan dalam pernyataannya kepada Badan Eksekutif WHO.
"Ini bergantung masing-masing negara, bervariasi dari perkotaan ke pedesaan, bervariasi tergantung pada kelompok-kelompok. Tetapi yang dimaksud adalah sebagian besar dunia masih tetap berisiko (terinfeksi Corona)," imbuhnya.
"Kita sekarang menuju ke masa sulit. Penyakit ini terus menyebar," tegas Ryan.
Pernyataan Ryan itu disampaikan saat memberikan penjelasan kepada Badan Eksekutif WHO di mana Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan terselubung kepada Cina atas apa yang disebutnya sebagai 'kegagalan' untuk memberikan informasi akurat dan tepat waktu soal Corona.
Ditegaskan Zhang Yang dari Komisi Kesehatan Nasional Cina bahwa Cina selalu transparan sejak awal. "Cina selalu transparan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban internasional kami," tegas Zhang, sembari menyatakan bahwa Cina tetap menjaga komunikasi dekat di semua level WHO.
WHO dan para pakar lainnya menyatakan bahwa virus Corona, yang diyakini muncul di pasar makanan di kota Wuhan, Cina akhir tahun lalu ini, berasal dari hewan. WHO mengerahkan sejumlah pakarnya dalam misi internasional ke Cina untuk menyelidiki asal-usul virus Corona, untuk dipertimbangkan otoritas Cina.
Asisten Menteri Kesehatan AS, Brett Giroir, menyatakan bahwa sangat penting bagi 194 negara anggota WHO untuk menerima 'perkembangan rutin dan tepat waktu, termasuk kerangka acuan untuk panel ini atau untuk misi lapangan apapun, sehingga kita semua bisa terlibat dalam proses dan meyakini hasilnya'.
Jerman, yang berbicara mewakili Uni Eropa, menyatakan bahwa misi pakar harus dikerahkan segera, dengan Australia mendukung penyelidikan cepat.
Sementara Wakil Menteri Kesehatan Rusia, Alexandra Dronova, menyerukan evaluasi dampak hukum dan finansial dari pemerintahan AS yang mengumumkan keluar dari WHO secara efektif pada Juli tahun depan. Seorang pejabat AS menuturkan pada 2 September lalu bahwa AS tidak akan membayar US$ 80 juta yang menjadi 'utang' pada WHO dan sebaliknya menyalurkan dana itu untuk membayar tagihan PBB di New York.(dtc)