Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Umumnya, pasien yang terinfeksi COVID-19 akan menunjukkan berbagai gejala khas dari demam sampai sesak napas. Tetapi, banyak juga pasien COVID-19 yang justru tidak menunjukkan gejala alias tanpa gejala (OTG). Bagaimana bisa?
Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, ada alasan mengapa pasien yang terinfeksi virus Corona bisa tidak mengalami gejala. Salah satunya karena mungkin virus itu tidak membuat mereka sakit sama sekali.
Penelitian yang dilakukan di University of Arizona, Amerika Serikat mengatakan SARS-CoV-2, penyebab COVID-19 ini bisa mempengaruhi sel tertentu di dalam tubuh, sehingga menghilangkan rasa sakit dan membuat pasien tidak bergejala.
Namun, meski pasien tidak bergejala, mereka masih bisa menyebarkan virus tersebut dalam jumlah yang besar.
Seorang profesor di Fakultas Kedokteran Departemen Farmakologi Tucson, Dr Rajesh Khanna, mengatakan beberapa pasien COVID-19 tidak bergejala karena virus itu bisa menyebabkan penekanan rasa sakit, terutama pada tahap awal.
Hal ini membuat pasien merasa tidak mengalami perubahan pada organ vital mereka. Tetapi, secara tidak sadar mereka bisa menularkan infeksi COVID-19 itu ke banyak orang, terutama di hari-hari awal infeksi.
"Sangat masuk akal bagi saya bahwa penyebaran COVID-19 terjadi di tahap awal, saat kamu merasa baik-baik saja padahal sudah terinfeksi virus," kata Dr Khanna yang dikutip dari Times of India, Sabtu (10/10/2020).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan penularan banyak terjadi saat gejala belum muncul pada pasien COVID-19. Persentase risiko penularannya besar sekitar 40 persen, dan terjadi di awal infeksi sebelum gejala muncul atau fase asimtomatik.
Tapi, kenapa pasien COVID-19 bisa tidak merasa sakit?
Salah satu alasannya yang tengah dipelajari adalah cara spike protein virus Corona berinteraksi dengan sel reseptor rasa sakit di tubuh, sehingga membuatnya tidak merasa sakit.
Sebelumnya diketahui virus Corona bisa masuk ke tubuh dengan cara menempel pada reseptor ACE 2. Tetapi, para ilmuwan baru-baru ini menemukan ada cara lain, yaitu dengan bantuan sel reseptor neuropilin-1.
Protein dan jalur yang terkait dengan sel reseptor ini terlibat dalam pemrosesan dan pereda nyeri. Saat virus Corona menempel pada sel, itu akan membatasi fungsi faktor pertumbuhan endotel vaskular-A (VEGF-A), yang terlibat dalam fungsi saraf dan penerima rasa sakit dan membuat orang tidak mengalami gejala.(dth)