Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, mengajak pendemo mempercayai dirinya dalam penanganan tuntutan Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker). Bukan persoalan diterima atau tidak Uu Ciptaker itu. Tetapi lebih pada upaya memahami esensi dari UU Ciptaker, sehingga tuntutan penolakan ataupun menerima UU Ciptaker itu tidak salah kaprah.
"Apa yang mau disetujui atau tidak, orang barang itu pun (naskah UU Ciptaker) belum saya terima," kata Edy Rahmayadi dalam berbagai kesempatan menanggapi tuntutan penolak UU Ciptaker.
Bahkan menurutnya jika UU Ciptaker itu menyengsarakan rakyat Sumut, dirinyalah yang pertama menghadap Presiden Joko Widodo. Karenanya ia mengajak pendemo agar bersabar.
Ia juga membentuk tim Kelompok Kerja (Pokja) membahas UU Ciptaker. Sembari itu, Edy Rahmayadi mencari naskah resmi UU Ciptaker itu. Kemudian akan dibahas dengan berbagai elemen masyarakat.
Hasil pembahasan itu nantinya akan direkomendasikan kepada Pemerintah Pusat sebagai sikap resmi Sumut. Sembari membahas UU Ciptaker itu, Gubernur Edy berharap agar masyarakat tidak melakukan demonstrasi.
"Jangan demo dululah!. Makanya jangan demo dulu, kita bahas dulu baru jelas demonya. Kalau yang penting demo, nanti tak jelas-jelas kita, oke!," ujar Edy Rahmayadi kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).
Respon Edy Rahmayadi kepada pendemo UU Ciptaker itu ternyata mendapat perhatian Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian. Ada juga beberapa kepala daerah lainnya yang diapresiasinya.
"Seperti Gubernur Sumut yang menyatakan bagaimana akan menolak sementara draf Undang-undang Cipta Kerja itu belum ia terima dan pelajari," ucap Tito Karnavian dalam video conference rakor pelaksanaan regulasi omnibus law bersama para gubernur, Rabu (14/10/2020).
Gubernur Edy seusai video conference itu menjawab wartawan, mengatakan bahwa apresiasi Mendagri Tito adalah hak Mendagri itu sendiri. "Oh itu haknya pak menteri," jawab Edy.
Terlepas dari diapresiasi atau tidak, namun Gubernur Edy mengaku begitulah dirinya apa adanya. "Iya saya ya kek gitu. Sama saya yang logis, yang benar saya dukung. Kalau tidak logis tidak benar, ya saya tidak mau karena itu amanah saya, oke!," sebut Edy.