Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Meski kinerja minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kurang baik akibat penurunan konsumsi India, namun harga TBS sawit di Sumatra Utara (Sumut) masih mampu bertahan di atas Rp 2.000/kg. Setelah pekan lalu merangsek lagi di level Rp 2.051,95/kg setelah sempat melorot ke Rp 1.959,19/kg, pekan ini harganya turun tipis ke Rp 2.044,25/kg.
Secara rinci, harga penetapan TBS sawit Provinsi Sumut hingga periode 21-26 Oktober 2020 untuk:
Umur 3 tahun Rp 1.590,11/kg
Umur 4 tahun Rp 1.738,21/kg
Umur 5 tahun Rp 1.832,58/kg
Umur 6 tahun Rp 1.883,99/kg
Umur 7 tahun Rp 1.903,67/kg
Umur 8 tahun Rp 1.951,85/kg
Umur 9 tahun Rp 1.990,87/kg
Umur 10-20 tahun Rp 2.044,25/kg
Umur 21 tahun Rp 2.039,34/kg
Umur 22 tahun Rp 2.010,59/kg
Umur 23 tahun Rp 1.989,24/kg
Umur 24 tahun Rp 1.918,60/kg
Umur 25 tahun Rp 1.855,36/kg
Sementara harga rata-rata CPO lokal dan ekspor turun menjadi Rp 9.387,58/kg dari sebelumnya Rp 9.430,80/kg. Untuk rata-rata harga kernel menjadi Rp 4.758,88/kg. Sementara faktor K adalah 87,49%.
Untuk harga di tingkat petani pekan ini juga sedikit turun ke level Rp 1.700-an dari pekan lalu rata-rata Rp 1.800-an/kg. Secara rinci, harga TBS pekan ini di 14 daerah penghasil sawit di Sumut yakni:
1. Langkat Rp 1.700/kg
2. Deli Serdang Rp 1.700/kg
3. Serdang Bedagai Rp 1.750/kg
4. Simalungun Rp 1.710/kg
5. Batubara Rp 1.700/kg
6. Asahan Rp 1.710/kg
7. Labuhanbatu Utara Rp 1.720/kg
8. Labuhanbatu Rp 1.715/kg
9. Labuhanbatu Selatan Rp 1.730/kg
10. Padanglawas Utara Rp 1.690/kg
11. Padanglawas Selatan Rp 1.740/kg
12. Tapanuli Tengah Rp 1.730/kg
13. Mandailing Natal Rp 1.700/kg
14. Tapanuli Selatan Rp 1.700/kg
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, penurunan harga CPO memang sedikit mempengaruhi harga yang diterima petani. "Tapi pekan ini turunnya tidak banyak. Tentu kita berharap bisa naik lagi pekan depan," katanya, Kamis (22/10/2020).
Gus mengatakan, harga tertinggi yang diterima petani sejauh ini masih berkisar Rp 1.800-an/kg. Padahal petani menargetkan bisa mendapatkan harga di atas Rp 2.000/kg sebelum akhir tahun dan sesuai dengan harga penetapan provinsi. Petani, kata Gus, masih optimis karena mendekati akhir tahun konsumsi bisa saja meningkat. Meski sulit memprediksi di tengah pandemi saat ini, tapi petani tetap berharap bisa mendapatkan harga di atas Rp 2.000 sebelum akhir tahun.