Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsidimpuan. Dimasa pandemi Covid-19 ini telah membuat perubahan yang drastis bagi kehidupan warga masyarakat. Banyak usaha terdampak dan tutup tapi ada juga usaha dimasa pandemi ini kembali menggeliat. Seperti yang dialami Mohot, pekerja profesi ini justru diuntungkan pada masa pandemi ini. Bunga yang ditanamnya secara iseng-iseng berhadiah pundi-pundi. Akhirnya bunganya semakin dirawat dan diperbanyak. Bunga yang ditanam di pekarangan rumahnya laris manis terjual.
"Saya tidak mengira bunga yang ditanam secara iseng ditawar orang, karena jenis bunga sama dan jumlahnya banyak saya pun akhirnya menjual," kata Mohot ditemui di rumahnya Jalan Lintas Pulo Bauk, Desa Hutakoje, Kota Padangsidimpuan, Sumatra Utara, Minggu (15/11/2020).
Aglonema nama bunga yang ditanamnya itu jumlah batangnya banyak ditanam dalam pot. Dalam minggu ini sudah terjual sekitar 30 pot dengan harga Rp 50.000 per batang, tidak termasuk potnya. "Rata-rata harga Rp.50.000 saja per batang, kalau ikut potnya disesuaikan lagi harganya,"katanya.
Dikatakan, awalnya dia tidak berpikiran untuk berbisnis bunga, karena baginya menanam bunga sudah kebiasaan jauh sebelum masa pandemi Covid-19 ada. Niatnya hanya sekadar menambah kesibukan dan menghiasi pekarangan rumah dengan bertanam bunga. Bunga yang ditanam juga tidak banyak variannya hanya jenis bunga Aglonema saja. Bunga yang sudah memiliki anakan di pisah begitu seterusnya akhirnya menghasilkan banyak bunga dengan jenis sama. "Mungkin kalau cuma satu atau dua batang tak mungkin ditawar orang tapi karena jenis yang sama banyak makanya ditawar orang,"katanya.
Beda dengan Nelly, memang asli pengusaha bunga dan tanaman hias yang juga mengaku penjualannya mengalami peningkatan di masa pandemi Covid-19 ini.
Pedagang bunga di Jalan Solo, Kota Padangsidimpuan ini banyak dikunjungi pembeli dari luar daerah. Dan bunga yang paling laris saat ini jenis Keladi seperti Keladi Adamhawa yang dibandrol dengan harga Rp 400 ribu, Kemudian Aglonema dengan harga berpariasi Rp 200.000-Rp 300.000. Selain itu Bromolea hijau juga laris, dijual dengan harga Rp150.000.
Penjualan bunga ros dan bunga kertas juga meningkat, meskipun biasanya bunga tersebut digunakan untuk keindahan kantor, namun saat kini bunga tersebut banyak diminati pembeli.
Selain tanaman bunga penjulan tanah humus dan pot bunga juga meningkat. dengan harga Rp15.000 per karung dan pot bunga rata-rata Rp 20.000. "Alhamdulillah penjualan bunga tanah humus dan pot bunga mengalami peningkatan,"kata Nelly.
Nelly yang sudah lebih 20 tahun menekuni usaha penjulan bunga itu, mengatakan memesan bunga dari Tanjung Marawa dan Medan.
Kecenderungan warga menanam bunga akibat Pandemi Covid-19 dikarenakan banyak orang lebih memilih beraktivitas dari rumah. Menanam bunga bisa menghilangkan stress dan membuat suasana pekarangan rumah menjadi lebih indah.
Mak Nadya misalnya mengaku menggiatkan menanam bunga di pekarangan rumahnya untuk menghindari kejenuhan dirumah dan menghindari ngumpul-ngumpul dengan tetangga.
Hal itu dia lakukan sejak adanya himbauan pemerintah belajar daring menghindari kerumunan dan menjaga jarak terkait penyebaran Covid-19.
Umak Nadya yang berprofesi guru ini menanam bunga memang hal yang semestinya dilakukan untuk membuat pekarangan rumah bagus dan indah. Hanya saja intensitas nya lebih ditingkatkan dimasa pandemi ini karena aktivitas mengajar dari rumah tidak begitu menyita waktu.
"Disela waktu yang tersedia dibuat menanam bunga dengan varian yang berbeda, banyak orang lain juga merawat bunganya dimasa pandemi ini,"katanya.
Menurutnya dengan banyaknya aktivitas dirumah bisa menghilangkan kejenuhan tidak stres karena pandemi Covid-19 ini harus dilawan dengan imunitas yang kuat.