Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, menyebut Rusia jelas ada di balik serangan siber terhadap sejumlah badan pemerintahan AS yang juga mengenai target-target global.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (19/12/2020), pihak Microsoft menyatakan pada Kamis (17/12) malam bahwa mereka telah memberitahu lebih dari 40 pelanggan yang terkena malware, yang menurut para pakar bisa membuat penyerang mengakses jaringan tanpa batas ke sistem utama pemerintah dan jaringan pasokan listrik serta utilitas lainnya.
"Ada upaya signifikan untuk menggunakan software pihak ketiga untuk pada dasarnya menanamkan kode di dalam sistem pemerintah AS," sebut Pompeo kepada The Mark Levin Show.
"Ini merupakan upaya sangat signifikan, dan saya pikir itu kasus yang sekarang bisa kita katakan cukup jelas bahwa Rusia-lah yang terlibat dalam aktivitas ini," cetus Pompeo.
Presiden Microsoft, Brad Smith, mengatakan dalam postingan blog bahwa sekitar 80 persen dari pelanggan yang terdampak serangan siber itu berada di AS. Smith menyebut bahwa korban lain juga ditemukan di Belgia, Inggris, Kanada, Israel, Meksiko, Spanyol dan Uni Emirat Arab.
"Jumlah dan lokasi korban pasti akan terus bertambah," sebut Smith, yang menyuarakan kekhawatiran serupa para pejabat AS soal ancaman serius dari serangan siber itu.
"Ini bukan 'spionase seperti biasa, bahkan di era digital. Sebaliknya, ini menunjukkan tindakan sembrono yang menciptakan kerentanan teknologi serius bagi Amerika Serikat dan dunia," imbuhnya.
Ancaman itu berasal dari serangan jangka panjang yang diyakini dilakukan dengan menyuntikkan malware ke dalam jaringan komputer menggunakan software jaringan manajemen perusahaan yang dibuat perusahaan IT asal Texas, SolarWinds, dengan ciri khas serangan aktor negara (nation-state).
Para peretas dilaporkan memasang malware pada software yang digunakan Departemen Keuangan AS dan Departemen Perdagangan AS, yang membuat mereka mampu memata-matai 'lalu lintas' email internal. Departemen Energi, yang mengelola persenjataan nuklir AS, juga mengonfirmasi terkena serangan malware namun telah memutuskan koneksi antara sistem yang terdampak dengan jaringannya.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) menyebut lembaga pemerintah, entitas infrastruktur penting dan organisasi sektor swasta telah menjadi target apa yang disebut sebagai 'aktor ancaman terus-menerus dan semakin meningkat'.
CISA tidak menyebut pelaku di balik serangan malware itu, namun perusahaan keamanan swasta mengarahkan telunjuk ke para peretas terkait pemerintah Rusia.
Pompeo juga mengindikasikan keterlibatan Rusia dalam pernyataan pada Senin (14/12) lalu, saat dia menyebut pemerintahan Rusia telah berulang kali berusaha menyusup ke dalam jaringan pemerintah AS. Otoritas Rusia telah menyangkal terlibat dalam serangan siber itu.(dtc (