Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Brasilia. Wali Kota Rio de Janeiro di Brasil, Marcelo Crivella, ditangkap dan diperintahkan ditahan sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi. Penangkapan Crivella dilakukan hanya sembilan hari sebelum dia mengakhiri masa jabatannya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (23/12/2020), hakim yang memimpin jalannya penyelidikan, Rosa Helena Penna Macedo Guita, menyebut Crivella sebagai 'kepala organisasi kriminal ... yang ditempatkan di dalam kantor Wali Kota Rio dengan tujuan mendapatkan keuntungan ilegal dengan berbagai cara'.
Setelah menggelar sidang selama dua jam, hakim Guita memerintahkan agar Crivella ditahan segera. Tayangan televisi setempat kemudian menunjukkan momen saat Crivella dibawa ke sebuah penjara di bagian utara kota Rio de Janeiro, pada Selasa (22/12) waktu setempat.
Televisi terkemuka Brasil, GloboNews, bahkan menayangkan momen dramatis penangkapan Crivella di kediamannya di kawasan kelas atas Barra de Tijuca sebelum pukul 06.00 waktu setempat.
"Saya Wali Kota yang paling banyak melawan korupsi di Rio de Janeiro. Saya meminta keadilan ditegakkan," cetus Crivella saat akan ditangkap.
Diketahui bahwa Crivella menerima dukungan dari Presiden Jair Bolsonaro dalam pemilu daerah bulan lalu, namun dia akhirnya kalah.
Crivella mengklaim dirinya merupakan korban 'persekusi politik'.
Beberapa orang lainnya ditangkap dalam operasi yang sama, termasuk seorang pengusaha setempat bernama Rafael Alves, yang diduga menjadi dalang utama dalam kasus korupsi ini. Alves merupakan saudara dari Marcelo Alves, presiden badan pariwisata Rio de Janeiro atau yang disebut Riotur.
Mantan bendahara kampanye Crivella, Mauro Macedo, juga ikut ditangkap. Dia adalah sepupu dari pengkhotbah evangelis, Edir Macedo, yang juga paman Crivella.
Menurut penyelidikan yang dimulai tahun 2018, perusahaan-perusahaan yang ingin mengamankan kontrak dengan Riotur telah memberikan cek kepada Rafael Alves. "Organisasi kriminal mengumpulkan setidaknya 50 juta Real Brasil (Rp 138,4 miliar) dari apa yang dapat kami temukan," sebut Wakil Jaksa Agung, Ricardo Ribeiro Martins.
Crivella (63) yang mantan pendeta, misionaris dan penyanyi gospel ini, menghadapi serentetan penyelidikan terkait tuduhan salah kelola, mencampur politik dan agam, serta menguntungkan anggota gerejanya.
Pada Juli 2018, menurut surat kabar O Globo, Crivella menjanjikan kepada sejumlah pengkhotbah evangelis bahwa anggota Universal Church of the Kingdom of God yang dipimpin pamannya, Edir Macedo, akan menerima prioritas untuk operasi katarak di beberapa klinik setempat. Kantor jaksa penuntut umum setempat baru-baru ini meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan penggunaan gereja Macedo untuk pencucian uang.(dtc)