Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penjualan Rumah Makan Babi Panggang Karo (BPK) di Kota Medan pada momen Natal tahun ini mengalami penurunan drastis. Ketua Asosiasi Peternak Babi (Asperba) Sumut, Hendri Duin Sembiring mengaku tidak ada peningkatan pengunjung RM BPK di momen Natal tahun ini dibandingkan hari biasa.
"Biasa aja, tidak ada yang signifikan," ujarnya ketika dikonfirmasi, Minggu (27/12/2020).
Hendri Duin meyakini minimnya pengunjung ke RM BPK di momen Natal ini karena faktor ekonomi. Sehingga, membuat daya beli masyarakat menjadi turun.
Dari hasil pantauannya, ia memperkirakan omset penjualan daging babi maupun olahannya menurun hingga 60 % jika dibandingkan momentum Natal tahun lalu.
"Jauh menurun. Seperti di RM BPK Tesalonika, turun hingga 40 persen dari tahun sebelumnya, separuh lebih hilang," ucapnya.
Natal ditengah pandemi Covid-19 ini, kata dia, menjadi hal baru bagi dirinya dan pengusaha RM BPK lainnya. Sebab, tahun sebelumnya, usai beribadah, jemaat gereja bersama keluarga langsung mencari RM BPK.
"Tahun lalu, begitu siap dari gereja, tumpah konsumen itu. Ini pandemi, arus mudik juga turunkan, biasanya yang dari Jakarta, Surabaya, Timur Papua sana pada turun semua," jelasnya.
Kelangkaan bahan baku, kata Hendri Duin masih berkaitan dengan wabah Hog Cholera yang menyerang ternak babi akhir tahun lalu.
"Kelangkaan barang, jadinya mahal, tambah pandemi lagi. Sekarang sekilo kalau yang hidup Rp 60 ribu. Tahun lalu di saat seperti ini Rp 28-32 ribu, sementara gaji karyawan tetap," lanjutnya.
Anggota Komisi III DPRD Kota Medan ini, dalam wabah itu, peran pemerintah sangat minim dirasakan peternak.
"Berharap pemerintah turun tangan, tapi nggak turun tangan juga. Jadi selamatkan diri masing-masing. Pemerintah hanya penonton, kita harapkan campur tangan, tapi nggak ada, nggak usah berharap kita. Kalau mereka campur tangan aja pasca virus itu, mungkin gak semahal ini,"