Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memaparkan perkembangan pembuatan vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri. Bambang mengatakan dari pengembangan yang dilakukan, bibit vaksin akan diberikan ke Bio Farma bulan Maret tahun ini.
Bibit yang akan diberikan kepada Bio Farma merupakan bibit dari platform vaksin yang diteliti oleh Lembaga Eijkman, penelitian dilakukan dengan platform vaksin protein rekombinan. Setidaknya ada 6 platform vaksin lainnya yang diteliti di Indonesia.
Bambang menjelaskan pihaknya hanya mengembangkan bibit vaksin saja, proses selanjutnya hingga ke produksi akan menjadi domain Bio Farma dan BPOM. Targetnya sendiri vaksin Merah Putih yang pertama bisa digunakan pada tahun 2022.
"Progress dari 6 ini Eijkman paling cepat, diperkirakan Maret ini bibit vaksin Merah Putih bisa diberikan ke Bio Farma. Tugas kami hanya sampai ke bibit vaksin, masalah uji klinis dan pengolahan vaksin lanjut ke Bio Farma dan BPOM. Rencananya vaksinasi bisa di pertengahan 2022, kami upayakan bisa di akhir 2021, atau awal 2022," jelas Bambang dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (18/1/2021).
Bambang kemudian menjelaskan ketika bibit sudah diberikan kepada Bio Farma, perusahaan farmasi pelat merah itu akan melakukan beberapa langkah lanjutan. Mulai dari uji praklinis lanjutan yang akan dilakukan ke hewan, hingga proses karakterisasi dan validasi untuk memastikan bibit vaksin bersih dari virus lainnya.
Setelah itu baru lah vaksin bisa melakukan serangkaian uji klinis terhadap manusia untuk mendapatkan izin darurat emergency use authorize alias EUA dari BPOM agar bisa digunakan. Bambang mengatakan kemungkinan untuk mendapatkan hal tersebut uji klinis dilakukan selama 8 bulan oleh BPOM dan Bio Farma.
"BPOM berikan petunjuk bahwa dari uji klinis sampai dapat EUA itu paling cepat 8 bulan, dari uji klinis (vaksin Merah Putih) tahap pertama sampai EUA itu 8 bulan," ujar Bambang.
Kepala Eijkman Amin Soebandrio menambahkan, kemungkinan uji klinik vaksin Merah Putih akan dilakukan paling cepat di kuartal III tahun ini. Amin sendiri yakin di awal 2022 vaksin Merah Putih bisa mendapatkan izin darurat EUA dari BPOM untuk bisa dipergunakan dan diproduksi massal.
"Rencananya uji klinik paling lambat kuartal IV tahun ini, tapi mudah-mudahan bisa maju 1 kuartal. Kan kalau dilihat vaksin lain selama 6 bulan sudah dapat EUA. Kita harap di awal 2022 sudah dapat EUA dan akhirnya kita buat produksi massal," papar Amin.
Perlu diketahui, selain Eijkman masih ada 5 platform vaksin yang lain dan dikembangkan dalam program vaksin Merah Putih. Selain Eijkman, ada juga LIPI, UI, UGM, UNAIR, hingga ITB yang mengembangkan vaksin Merah Putih.(dtf)