Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. SKK Migas tengah berupaya mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (bscfd) di tahun 2030. Salah satu upaya mengejar target tersebut ialah dengan mempertahankan target produksi migas tahun ini tidak turun.
"Kami bertekad, pada tahun 2021 ini produksi migas nasional no decline. Target ini diharapkan tercapai sehingga kita bisa mengejar peningkatan produksi," ujar Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman dalam keterangannya, Minggu (24/1/2021).
Pemerintah sendiri menargetkan lifting minyak tahun ini sebesar 705 ribu bopd. Sementara, untuk gas dipatok 5.638 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Lanjutnya, untuk memastikan tidak terjadi penurunan produksi migas, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harus melaksanakan kegiatan secara massif karena harus mendapat tambahan produksi sekitar 40 ribu bopd yang tergerus karena penurunan produksi secara alamiah di lapangan-lapangan produksi.
Untuk itu, SKK Migas menargetkan kegiatan pengeboran 616 sumur pengembangan. Jumlah ini meningkat 156% dari realisasi kegiatan serupa di 2020 yang hanya 240 sumur. Untuk kegiatan workover, SKK Migas menargetkan sebanyak 615 sumur atau naik 6% di banding tahun sebelumnya, dan kegiatan well service mengalami peningkatan menjadi 26.431 sumur atau naik 11% dari tahun sebelumnya.
Kegiatan eksplorasi tetap menjadi fokus utama SKK Migas. Sebanyak 43 pengeboran sumur eksplorasi akan dilakukan tahun ini. Dari sisi jumlah, rencana kegiatan ini naik 105% dibanding realiasi kegiatan eksplorasi tahun 2020.
Sejumlah kegiatan survei seismik juga dilakukan, di antaranya survei seismik 2D sepanjang 3.569 km, survei seismik 3D seluas 1.549 km persegi, seismik vibroseis 2D sepanjang 1.000 km, dan full tensor gravity (FTG) open area di wilayah Papua sepanjang 67.500 km.
"Kami juga akan melaksanakan pseudo 3D seismic open area sepanjang 270.000 km yang bakal tercatat sebagai salah satu yang terpanjang di Asia Pasifik," kata Fatar.
Fatar mengungkapkan, SKK Migas juga mendorong kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR). SKK Migas mencatat, potensi EOR di Indonesia mencapai 3,02 miliar barel minyak yang diperoleh dari 53 lapangan. Pilot project EOR telah dilaksanakan di empat lapangan, yakni Lapangan Minas, Lapangan Kaji Semoga, Lapangan Widuri, dan Lapangan Tanjung. Dalam jangka menengah, SKK Migas menargetkan percepatan komersialisasi EOR untuk Lapangan Minas dan Lapangan Batang di 2024.
"SKK Migas telah mengalokasikan anggaran sebesar US$ 442 juta untuk EOR dalam Komitmen Kerja Pasti," kata Fatar.(dtf)