Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumut, Yasir Ridho Lubis, meminta agar PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) bertanggung jawab penuh terhadap korban tewas akibat peristiwa kebocoran gas. Menurut dia, bisa saja korban merupakan tulang punggung keluarga.
"Harus ada perhatian penuh pada keluarga korban yang kehilangan anggota keluarga atau mungkin juga yang menjadi tulang punggung keluarga," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (26/1/2021).
Politikus Partai Golkar ini mengimbau, ke depan SMGP harus memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan masyarakat di kawasan operasional perusahaan itu.
"Kita sadar SMGP ini investor besar dan manfaatnya dirasakan di sana. Tapi keselamatan warga, apalagi soal nyawa adalah kepentingan kita bersama, kemanusiaan," katanya.
Eks Ketua KNPI Sumut juga menyinggung soal sinergitas pemerintah daerah dan SMGP. Kata dia, SMGP harus mampu komunikasi yang lebih baik lagi dengan semua stakeholder (pemangku kepentingan) di Madina. Mulai dari pemerintah daerah, kepolisian hingga masyarakat.
"Harapannya, kepentingan masyarakat bisa dijembatani dengan baik. Dan, keberadaan SMGP lebih maksimal dirasakan masyarakat. Bersinergi untuk tujuan pembangunan yang berkeadilan," pungkasnya.
Peristiwa bocornya pipa gas yang diketahui milik PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Lembah Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) memakan korban jiwa. Akibatnya, sebanyak 4 orang meninggal dunia, karena diduga menghirup hidrogen sulfida (H2S) yang mengandung racun tersebut, Senin (25/1/2021).
Informasi yang diperoleh, peristiwa ini terjadi saat PT SMGP tengah membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi berupa area sumur panas bumi yang berasal dari perut bumi. Di mana saat itu pengerjaan welpet T sudah mencapai 80%.
Namun pada sekitar pukul 12.00 WIB, karyawan PT SMGP membuka keran Master Palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa SBEND dan membuka kran isolation Palep. Sehingga panas bumi atau fluida mengalir ke silencer dan silencer tersebut mengeluarkan gas beracun H2S.