Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kantor Statistik Nasional Inggris atau Office for National Statistics (ONS) baru saja merilis angka produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2020 yakni minus atau mengalami kontraksi 9,9%. Angka tersebut menunjukkan ekonomi Inggris pada posisi terburuknya selama lebih dari 300 tahun terakhir, atau sejak 1709.
Penyebab dari memburuknya perekonomian Inggris adalah pandemi virus Corona (COVID-19). Kebijakan lockdown yang diambil pemerintah Inggris membuat aktivitas di sektor ekonomi berjatuhan.
Dilansir dari CNBC, Jumat (12/2/2021), perekonomian Inggris pada kuartal IV-2020 hanyalah tumbuh 1%. Sementara, ekonomi Inggris pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi 9,6% secara year on year (yoy). Kontraksi terparah terjadi pada kuartal II-2020 dimana minus 21,7% yoy. Pada kuartal I-2020, ekonomi Inggris minus 1,7% dibandingkan kuartal yang sama di tahun 2019.
Secara keseluruhan, maka ekonomi Inggris tahun 2020, dibandingkan dengan tahun 2019, hanya tumbuh positif pada kuartal IV-2020.
Selama Desember 2020, sektor jasa memang tumbuh 1,7% dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 3,1%. Sementara di sektor manufaktur tumbuh 8 bulan berturut-turut, meskipun kenaikannya masih sangat kecil jika dibandingkan Mei 2020.
Ekonomi Inggris sepanjang 2020 itu menunjukkan kondisi yang dua kali lipat lebih parah dibandingkan krisis keuangan global pada 2019, dan sedikit lebih buruk dibandingkan kontraksi 9,7% selama krisis di tahun 1921.
Hingga saat ini, Inggris masih berjuang memerangi COVID-19, di mana sudah tercatat 4 juta kasus dengan 115.000 kematian menurut data Universitas Johns Hopkins. Penyebaran masih meluas karena munculnya varian baru COVID-19 di negeri tersebut.(dtf)