Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sudah terjadi 6 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Sumatera Utara di 2021 hingga posisi 22 Februari 2021. Kejadian itu tidak terlepas dari wilayah Sumut yang saat ini memasuki wilayah musim kemarau.
Adapun 6 kasus itu adalah di Tapanuli Selatan 1 kasus, Padang Lawas Utara 1 kasus, Padang Lawas 1 kasus, dan Mandailing Natal 1 kasus. Terbaru adalah kejadian Karhutla di Samosir 1 kasus dan di Sibolga 1 kasus.
"Sampai kondisi 18 Februari 2021 terjadi 4 kasus Karhutla di Sumut, belum termasuk kejadian terakhir di Samosir dan Sibolga karena baru saja terjadi," ujar Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Herianto, menjawab wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Sumut, Senin (22/02/2021), usai pengarahan pengendalian Karhutla bersama Presiden RI, Joko Widodo, secara virtual.
Sedangkan titik api (hotspot) yang ditemukan di Sumut hingga 18 Februari itu sebanyak 25, yang terdapat di Taput (4), Madina (4), Karo (4), Sibolga (3), Dairi (2), dan Labuhanbatu, Toba, Labusel, Tapsel, Palas, Tapteng, Humbahas dan Samosir masing-masing 1.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, usai pengarahan presiden itu mengatakan Provinsi Sumut siap merespon arahan Presiden Jokowi. Disebutkannya Sumut standby atau siap siaga dalam pencegahan dan pengendalian Karhutla.
"Tadi kita sudah bicara dengan Poldasu, bahwa Poldasu sedang membangun sistem lancang kuning, nanti kita lihat ke depannya seperti apa support dari Pemprovsu agar (misalnya) titik mana yang terbakar, langsung bisa kontak dengan Poldasu," ujarnya.
Ia juga mengatakan Pemprov Sumut akan menguatkan koordinasi pencegahan dan pengendalian Karhutla dengan Pemkab/Pemko dan stakeholder terkait, yang rawan terhadi Karhutla. "Karena tidak semua kabupaten/kota rawan Karhutla," kata Musa Rajekshah.
Pemprov Sumut, lanjut Wakil Gubernur, tidak ingin kasus Karhutla semakin banyak di Sumut. Dari tren kasus yang terjadi belakangan ini di Sumut, menurutnya terjadi penurunan kasus Karhutla.
Dan Wakil Gubernur Musa Rajekshah mengimbau agar masyarakat dalam membuka lahan pertanian baik itu lahan pribadi atau kelompok, tidak dengan cara membakar, tetapi dengan cara yang sesuai ketentuan yang berlaku. "Apalagi ini memasuki musim kemarau, yang rawan kebakaran," sebutnya.
Ia juga meminta masyarakat agar tanggap terhadap persoalan lingkungan. "Kalau ada terjadi kebakaran, cepat laporkan kepada pihak yang berwenang, baik di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota," pungkas Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa arahan tegas kepada kepala daerah dan stakeholder terkait, di antaranya memprioritaskan upaya pencegahan Karhutla dengan keterlibatan semua stakeholder, penguatan monitoring dan pengawasan sampai tingkat bawah, edukasi kepada masyarakat maupun ke perusahaan-perusahaan.
Kemudian penambahan ekosistem gambut harus terus dilanjutkan di antaranya menggalakkan pertanaman mangrove, dan percepatan penanganan kebakaran hutan. Presiden juga menegaskan penegakan hukum tanpa kompromi.
Sebab ada sanksi tegas kepada pembakar lahan, baik administrasi maupun pidana. Juga diingatkan ada sanksi tegas kepada kepala daerah, dan pimpinan kepolisian dan militer di daerah atas kelalaian sehingga terjadinya Karhutla.
Hadir juga mengikuti arahan presiden itu di antaranya Sekdaprov Sumut, R Sabrina, Wakil Ketua DPRD Sumut, Harun Mustafa, dari Polda Sumut, dari Kodam I/BB, dan unsur Forkopimda Sumut lainnya, Plt Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis.