Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Anggota DPRD Sumatra Utara dari Fraksi PDI Perjuangan, Tuani Lumbantobing, pada wawancara khusus dengan medanbisnisdaily.com Minggu (28/2/2021) mengatakan, pendirian universitas negeri (UN) di wilayah Tapanuli Raya merupakan kepentingan besar yang akan mendorong percepatan pembangunan kawasan pantai barat dari beragam aspek
"Secara umum pendirian universitas negeri di sebuah daerah, orang masih bicara luberan tamatan SLTA mau kemana serta mengurangi cost guna memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi lebih dari itu, sejarah mencatat, wilayah ini dengan kadar pemahaman filosofi yang melekat "Anakhonhi Do Hamoraon di Ahu" yang sekarang sudah mulai 'down' akibat himpitan ekonomi, mestinya harus dibangkitkan kembali dengan mendirikan universitas negeri di kawasan Tapanuli, yang dapat dijangkau dan efektif dan berdampak multi luas," kata Tuani.
Menurut mantan Bupati Tapanuli Tengah ini, kemajuan sebuah kawasan dan kota banyak dirangsang dengan kehadiran perguruan tinggi negeri (PTN). Cara dan laku manusia di sekitarnya juga akan berubah maju.
"Ada gerakan urban dan proyek besar, itu belum tentu manjadi jaminan. Tetapi kampus bisa mendorong kemajuan.Jika abang-abangnya sudah mapan di kampus, adik-adiknya juga akan ikut mapan berpikir, sebab ilmu itu akan terdistribusi dengan baik kepada generasi yang lebih muda dalam menterjemahkan dan menerima pembangunan di era berkemajuan di kawasan ini," urainya.
Tuani juga mengemukakan, betapa pentingnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap rencana pendirian univesitas negeri, yang diharapkan menjadi dasar argumentasi kepada pemerintah, bahwa pendirian universitas yang menjadi cita-cita masyarakat adalah untuk memajukan daerahnya.
Pemerintah, kata Tuani, tentu akan melihat ide pendirian univesitas , menjadi berlian-berlian yang tertanam, sekaligus akan berpikir bahwa ide itu lebih nyata; bagaimana cara membangun kawasan Tapanuli Raya, setelah dengan sejumlah gerakan pembangunan sebelumnya belum mampu menjawab sejumlah persoalan besar, untuk memajukannya.
"Tujuan pendirian universitas negeri yah untuk percepatan pembangunan. Nah, kalau untuk percepatan pembangunan kawasan, saya pikir pemerintah pusat akan melihat ini secara spesifik dan bisa melakukan diskresi di tengah moratorium pendirian PTN sekarang," tandasnya.
Kehadiran universitas menurut sebahagian orang akan menggerus nilai peradaban dan agama mayoritas di daerah ini? "Oh tidak, justru akan saling menopang, termasuk kepada sejumlah perguruan tinggi swasta yang ada sekarang di kawasan ini. Kita sudah harus terbiasa dengan keterbukaan dan itu sudah dimulai sejak sejarah masa lampau, ketika telah mengalami kemajuan di era Nommensen, (Rasul Batak DR IL Nommensen)," tandas Tuani.
Kata Tuani, kalau universitas negeri itu jadi, akan beda dengan swasta. "Contoh UI, UGM, IPB, USU. Itu semua bisa datang dan direkomendasikan mampu membangun daerah sekitarnya, termasuk dalam lingkup karakter, mindset dan peradaban yang lebih maju serta terbuka, yang berujung ke dampak multiplier-efect secara ekonomi. Kekhawatiran ini justru harus dibalikkan menjadi peluang untuk maju secara bersama-sama dalam bingkai kenusantaraan.
"Jadi, mari para warga dan nonwarga Tapanuli Raya untuk mendukung ini sebagai salah satu solusi dari prespektif perbaikan ekonomi dan kemajuan," ajak Tuani.
Dilaporkan, upaya masyarakat yang didukung pemerintah (Pemkab Taput) untuk mendirikan Universitas Tapanuli Raya (UNTARA), menjadi trending topik pada sejumlah diskusi bertaraf lokal, regional dan nasional, yang melibatkan akdemisi, tokoh-tokoh daerah dan perantau, stake holder pembangunan kawasan, kelompok muda dan pemerintah mencakup kabupaten lingkar Danau Toba dan sejumlah daerah di kawasan pantai barat Sumut.
Pemkab Taput sendiri sebagai fasilitator pun sudah melakukan sejumlah langkah dan pendekatan kepada institusi pendidikan daerah dan pusat dan pemerintah pusat, guna menkndaklanjuti aspirasi dan keinginan warga di kawasan itu. Termasuk melakukan kajian dengan melibatkan sejumlah akademisi dari USU Medan.