Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Merek fesyen terbesar kedua di dunia, H&M menghentikan pesanan kepada 45 pemasok di Myanmar. Hal itu dilakukan usai mengetahui polisi dan militer menewaskan puluhan orang yang melakukan demonstrasi dan pemogokan terhadap kudeta militer Myanmar.
"Meskipun kami menahan diri untuk tidak segera mengambil tindakan apa pun terkait kehadiran jangka panjang di negara tersebut, kami pada saat ini telah menghentikan penempatan pesanan baru dengan pemasok kami," kata Country Manager H&M Myanmar Serkan Tanka, dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2021).
Tanka mengatakan, hal itu terpaksa dilakukan karena situasi yang tidak terduga di Myanmar yang mengakibatkan operasi perusahaan terbatas. Selain itu, adanya banyak tantangan terkait manufaktur dan infrastruktur, impor bahan baku, dan pengangkutan barang jadi.
Lebih lanjut, Tanka mengatakan H&M sangat prihatin dengan situasi di negara itu. Atas masalah itu, diketahui badan-badan seperti PBB, perwakilan diplomatik, pakar hak asasi manusia, serikat pekerja dan perusahaan multinasional lainnya akan melakukan dialog.
"Pertemuan itu akan memandu kami dalam pengambilan keputusan di masa mendatang terkait bagaimana kami sebagai perusahaan dapat memberikan kontribusi terbaik untuk perkembangan positif sesuai dengan keinginan masyarakat di Myanmar," katanya.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), polisi dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang untuk memadamkan demonstrasi harian dan pemogokan terhadap kudeta militer 1 Februari.
Dua pengunjuk rasa tewas akibat luka tembak di kepala di Myanmar pada Senin, kata saksi mata, sementara toko-toko, pabrik dan bank ditutup di kota utama Yangon sebagai bagian dari pemberontakan melawan penguasa militer negara itu.(dtf)