Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Stimulus yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui perintah Presiden Joe Biden disebut bisa menjaga ekonomi AS dalam beberapa tahun ke depan.
Goldman Sachs memproyeksi ekonomi AS ini diramal akan pulih dengan cepat. Bahkan perbaikan ekonomi AS ini diprediksi lebih cepat bagi AS sejak kepemimpinan Ronald Reagan.
Ekonomi AS tahun depan diproyeksi bisa tumbuh di kisaran 5,1% angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hanya 4,5%.
Dengan optimisme perbaikan ekonomi ini diharapkan prospek lapangan kerja di AS akan kembali terbuka. Goldman Sachs mengatakan hal ini akan menekan tingkat pengangguran pada akhir 2022.
Ekonom Goldman Sachs mengatakan optimisme dalam menyikapi usaha AS untuk menghadapi pandemi membuat pasar lebih bergairah. Memang sejak pandemi ini mulai dari restoran, bioskop dan tempat hiburan benar-benar hancur. Apalagi lalu lintas maskapai penerbangan yang juga terganggu akibat pandemi.
Namun beberapa hari terakhir sudah mulai terjadi peningkatan pemesanan kursi pesawat untuk bepergian. Ahli strategi Raymond James mengungkapkan saat ini AS sudah siap meninggalkan musim dingin COVID-19 untuk menuju ke musim semi.
Goldman Sachs mengharapkan bantuan stimulus dari pemerintah diharapkan bisa lebih kuat pada tahun ini.
Kepala Strategi JPMogran Funds David Kelly mengungkapkan dengan stimulus yang diberikan jor-joran ini dikhawatirkan memicu inflasi. Hal ini akan membuat era suku bunga rendah akan segera berakhir. Apalagi jika imbal hasil obligasi negara terus meningkat.
Chairman Federal Reserve Jerome Powell meyakinkan investor jika bank sentral tidak akan terburu-buru untuk mengakhiri pembelian obligasi apalagi menaikkan suku bunga. Powell tak ingin ada lagi "taper tantrum" seperti 2013 lalu.(dtf)