Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Hurstboune Tarrant. Dewan gereja Hurstbourne Tarrant di Inggris meminta agar warga desa menghentikan menaruh buku-buku berbau porno ke kotak telepon yang disulap jadi perpustakaan.
Hurstboune Tarrant adalah sebuah desa kecil yang damai di kawasan Hampshire, Inggris. Di desa ini, warga bisa menikmati bacaan dari boks telepon berwarna merah khas Inggris yang diubah menjadi perpustakaan umum.
Warga bisa mendonasikan buku-buku mereka yang sudah tidak terpakai ke perpustakaan ini. Warga pun boleh bebas membaca buku-buku tersebut secara gratis.
Nah ternyata, perpustakaan ini menyimpan banyak buku-buku berbau porno. Padahal lokasinya tak jauh dari tempat bermain dan sekolah anak-anak.
Dewan Gereja pun meminta agar siapapun yang mendonasikan buku-buku berbau porno itu menghentikan kegiatannya. Perpustakaan itu tidak membutuhkan koleksi buku berbau erotis.
"Kami menyukai boks telepon warna merah yang disulap jadi perpustakaan di Church Street ini. Tapi kami tidak menyukai buku literatur dewasa yang ditaruh di sana," kata Dewan Gereja Hurstbourne Tarrant lewat postingan Facebooknya, seperti dikutip dari Mirror, Kamis (18/3/2021).
"Sebagian besar pengunjung boks telepon ini adalah anak-anak dan sebagian besar dari mereka cukup tinggi untuk menjangkau rak dimana buku-buku dewasa itu ditaruh. Tolong, temukan tempat lain untuk menaruh koleksimu di sana," Dewan Gereja menambahkan.
Otoritas setempat pun memberikan ancaman akan membuang buku-buku erotis tersebut, begitu buku-buku itu ditemukan di perpustakaan itu. Mereka juga meminta kepada warga untuk memberi tahu jika menemukan buku berbau pornografi di perpustakaan.
Judul buku-buku berbau pornografi yang ditemukan di perpustakaan memang tidak dirinci lebih lanjut. Namun beberapa novel dewasa dengan judul seperti 'Hot Blooded' karya Nancy Holder dan Debbie Vigui masih bisa dibaca dengan bebas di sana.
Ian Kitson, perangkat Desa Hurstboune Tarrant, menyebut permasalahan buku porno itu adalah hal yang serius dan tidak untuk ditertawakan.
"Mereka tahu siapa yang punya buku-buku itu di desa, tapi tidak semua orang berani untuk menegurnya," ujar Kitson.(dtc)