Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia memanas setelah Presiden Vladimir Putin menantang Presiden Joe Biden untuk berdialog secara langsung via online, usai Biden menyebut dirinya sebagai pembunuh. Gedung Putih menegaskan Biden tidak menyesali pernyataannya yang menyetujui Putin disebut pembunuh.
Seperti dilansir AFP, Jumat (19/3/2021), penegasan itu disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, saat ditanya oleh wartawan dalam konferensi pers pada Kamis (18/3) waktu setempat, soal apakah ada penyesalan atas pernyataan Biden soal Putin tersebut.
"Tidak, presiden memberikan jawaban langsung untuk sebuah pertanyaan langsung," tegas Psaki.
Dalam wawancara dengan ABC News, pada Rabu (17/3) waktu setempat, saat ditanya apakah dirinya meyakini Presiden Rusia sebagai seorang pembunuh, Biden menjawab: "I do."
Putin dalam tanggapannya menggunakan kiasan dari semasa taman kanak-kanak (TK), yang diterjemahkan semacam 'maling teriak maling' atau setara dengan 'siapa yang menuduh, sebenarnya dia pelakunya'.
"Anda tahu, saya ingat masa kecil dulu, saat kita dalam perdebatan di TK, kita mengatakan, 'siapa yang menuduh, sebenarnya dia pelakunya'," ucap Putin dalam siaran televisi pemerintah, seperti dilansir BBC.
"Dan itu bukan sebuah kebetulan, bukan hanya seorang anak berkata atau bercanda. Ini memiliki makna psikologis yang dalam. Kami selalu melihat ciri kita sendiri pada orang lain, dan berpikir mereka sama saja dengan kita. Dan sebagai hasilnya kita mengevaluasi tindakan (seseorang) memberinya penilaian."
Putin juga menuduh AS melakukan genosida terhadap penduduk asli Amerika dan membinasakan warga sipil dalam Perang Dunia II, dengan menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Tidak hanya itu, Putin juga menantang Biden untuk bicara terang-terangan dengannya. Lebih lanjut, Putin mengajak Biden melakukan pembicaraan melalui tautan video dan disiarkan langsung pada Jumat (19/3) atau Senin (22/3) mendatang.
"Saya menawarkan kepada Presiden Biden bahwa kita melanjutkan diskusi kita, tapi dengan syarat kita melakukannya secara langsung, online, tanpa penundaan," cetus Putin seperti dilansir Reuters.
Kedua pemimpin berbicara terakhir kali via telepon pada 26 Januari lalu, beberapa hari setelah Biden menjabat. Putin menyebut pembicaraan terbaru sebagai 'diskusi terbuka secara langsung' akan menjadi 'menarik' bagi masing-masing warga Rusia dan AS.
Psaki dalam tanggapannya menepis pertanyaan wartawan soal permintaan Putin untuk berdialog di depan publik dengan Biden.
"Saya akan mengatakan presiden sudah melakukan pembicaraan dengan Presiden Putin, meskipun ada banyak pemimpin yang belum dia hubungi," jawabnya.
"Presiden tentu saja akan berada di Georgia besok dan cukup sibuk," imbuh Psaki.(dtc)