Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Biasanya, kegiatan ekonomi akan mengalami peningkatan pada saat ramadan. Hal tersebut didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga. Sayangnya di masa pandemi ini, daya beli masyarakat sangat rendah dan itu membuat ramadan tidak akan berkontribusi dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi termasuk di Sumatra Utara (Sumut).
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, pada bulan ramadan, rumah tangga menambah belanja makanan khususnya untuk buka puasa dan sahur. Pada bulan ini juga terjadi peningkatan masyarakat untuk bersedekah yang kemudian menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi kelompok rumah tangga menengah atas.
"Peningkatan konsumsi akan berlanjut hingga lebaran. Karena akan ada peningkatan konsumsi rumah tangga untuk kue dan makanan. Namun tantangannya pada saat ini adalah daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menyebabkan pendapatan masyarakat juga menurun yang akhirnya menyebabkan daya beli masyarakat ikut anjlok. Jadi harus ada upaya untuk mendorongnya," katanya, Senin (5/4/2021).
Wahyu mengatakan, ada juga kekhawatiran masyarakat untuk beraktivitas karena belum banyak masyarakat yang mendapat vaksin serta bagaimana efektivitas vaksin. Tidak kalah penting, adanya pembatasan aktivitas masyarakat juga memberikan dampak terhadap penurunan konsumsi masyarakat.
"Jadi tantangannya memang masih cukup komplit. Padahal di bulan ramadan ini, sektor makanan dan minuman serta perdagangan sangat berpotensi untuk tumbuh. Karena itu, sangat penting bagaimana menggenjot daya beli masyarakat. Karena nantinya, itu akan memberi sumbangan bagi ekonomi Sumut," kata Wahyu.