Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Manila. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan tengah bersiap untuk mengirimkan kapal-kapal perang ke perairan Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa. Pengiriman kapal perang Filipina ini dimaksudkan untuk 'menegaskan klaim' atas sumber daya minyak dan mineral di jalur perairan strategis tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan Nikkei Asia, Selasa (20/4/2021), sejumlah pengkritik mengeluhkan sikap Duterte yang dianggap terlalu melunak dengan menolak menekan Cina untuk mematuhi putusan arbitrasi soal klaimnya atas nyaris seluruh Laut China Selatan.
Dalam pernyataan terbaru pada Senin (19/4) waktu setempat, Duterte menegaskan bahwa masyarakat bisa meyakini dirinya akan berupaya mengklaim sumber daya seperti minyak dan mineral yang ada di perairan Laut Cina Selatan.
"Saya tidak begitu tertarik sekarang soal penangkapan ikan. Saya pikir tidak ada cukup ikan untuk diperdebatkan," ucap Duterte.
"Tapi ketika membahas soal tambang, ketika kita mulai mendapatkan apapun yang ada di dasar Laut Cina, minyak kita, pada saat itu saya akan mengirimkan kapal-kapal perang ke sana untuk menegaskan klaim," tegas Duterte dalam pidatonya pada Senin (19/4) malam waktu setempat.
"Jika mereka mulai mengebor minyak di sana, saya akan memberitahu Cina, apakah itu bagian dari perjanjian kita? Itu bukan bagian dari perjanjian kita, saya juga akan mengebor minyak di sana," cetusnya, meskipun dia kembali menegaskan ingin tetap bersahabat dengan Cina.
Duterte diketahui berupaya menjalin aliansi dengan Cina dan selama ini tampak enggan mengkonfrontasi pemimpin Cina, terutama setelah dijanjikan pinjaman dan investasi senilai miliaran dolar Amerika -- yang sebagian besar belum terwujud. Sikap Duterte itu membuat frustrasi kalangan nasionalis setempat.
Dia berulang kali menyatakan Filipina tidak berdaya untuk menghentikan Cina, dan menyebut sikap menantang aktivitas Cina di perairan Laut Cina Selatan berisiko memicu perang di mana Filipina jelas akan kalah.
Disebutkan juga oleh Duterte bahwa tidak ada cara bagi Filipina untuk menegakkan putusan pengadilan tahun 2016 'tanpa pertumpahan darah'. Putusan itu menegaskan hak kedaulatan Filipina atas zona ekonomi eksklusifnya di Laut Cina Selatan, yang diklaim oleh Cina.
Belum ada komentar resmi dari Kedutaan Besar Cina di Manila maupun otoritas Cina terhadap komentar terbaru Duterte ini.
Beberapa waktu terakhir, Filipina melayangkan beberapa protes diplomatik terhadap Cina terkait aktivitasnya di Laut Cina Selatan. Yang terbaru, Filipina menuduh Cina melakukan penangkapan ikan ilegal dan mengerahkan lebih dari 240 kapalnya di wilayah perairan Filipina.(dtc)