Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Saat momen Lebaran, pabrik kelapa sawit (PKS) akan banyak yang tidak beroperasi alias tutup. Biasanya, rata-rata PKS akan tutup mulai H-2 hingga H+2 Lebaran. Kondisi inilah yang membuat petani sawit terpaksa menjual TBS-nya dengan harga "pijak kaki". Istilah "pijak kaki" ini mengartikan jika petani akan mendapatkan harga jauh di bawah harga ketentuan atau harga yang sedang berjalan.
"Jadi misalnya saat ini rata-rata harga TBS di daerah penghasil sawit di Sumut berkisar Rp 2.000-an/kg. Nah, nanti saat memasuki momen Lebaran akan diberlakukan harga "pijak kaki". Saat itu, TBS sawit petani hanya dihargai sekitar Rp 700 hingga Rp 800/kg. Kalau mau harga yang diberlakukan, silahkan bongkar. Kalau tidak mau, bawa pulang TBS. Sementara PKS tidak semuanya buka," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) DPW Sumut, Gus Dalhari Harahap, Senin (3/5/2021).
Gus mengatakan, pekebun selalu yang dirugikan dalam situasi seperti ini. Kalau dijual sangat murah. Tapi kalau tidak dijual, TBS-nya akan membusuk. Petani pun tidak punya pilihan karena tetap dipanen kalau sudah jatuh tanggal panen (pusingan).
Ditanya bagaimana solusinya karena sudah terjadi setiap momen Lebaran, Gus mengatakan, dari Apkasindo sendiri sudah pernah ada pembicaraan dengan pihak PKS. Tapi hingga kini belum ada jalan keluarnya karena sepertinya beban sama pengusaha.
"Tentu Apkasindo terus berupaya agar ada solusi terhadap permasalahan ini. Karena pekebun sangat dirugikan. Apalagi momen ini kan selalu ada setiap tahun-nya. Jadi kita ingin ada solusi agar petani tidak rugi," katanya.