Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Vaksin kini menjadi salah satu aturan yang diperhitungkan dalam dunia pariwisata. Sayangnya, vaksinasi untuk pelaku pariwisata di Indonesia sangat minim.
Seperti yang kita tahu, banyak negara yang mulai menerima wisatawan dengan syarat vaksinasi. Sebelum membuka diri, negara-negara tersebut sudah lebih dulu menjamin wisatawan dengan memvaksin pelaku pariwisatanya.
Bagaimana dengan Indonesia?
"Dari data yang sudah kita terima dan kita lakukan kajian bersama dari Dinkes, asosiasi pelaku wisata dan ekonomi kreatif, baru di bawah 3 persen pelaku parekraf yang mendapat vaksin baik yang pertama dan kedua," ucap Menparekraf Sandiaga Uno di kantor detikcom, Jumat (28/5/2021).
Indonesia sendiri baru memvaksin 3.985.596 orang untuk dosis pertama. Data ini mengacu pada laporan Kemenaker RI hingga 13 Maret pukul 14.00 WIB.
Sementara yang sudah menerima dosis kedua telah diterima oleh 1.454.836. Angka ini setara dengan 3,61 persen dari total sasaran hingga tahap kedua.
"Harapan kita, vaksin ini bisa didistribusikan lebih giat lagi di sektor parekraf untuk membangkitkan rasa aman dan nyaman, bukan hanya bagi wisatawan tapi juga bagi pekerja sektor pariwisata," jelasnya.
Bicara pariwisata pasti tak lepas dari peran Bali yang jadi prioritas Indonesia. Saat ini Bali memiliki beberapa strategi untuk mengembalikan angka kunjungan. Salah satunya adalah dengan vaksin.
"Di Bali sendiri target vaksinnya 70 persen sebelum travel corridor dibuka di kuartal ketiga. nah ini yang jadi target kita, memastikan agar kita bisa menurunkan COVID-19 ini dan kembali membangkitan sektor parekraf," lanjut Sandiaga.
Selain bali, beberapa daerah pun sudah mengantre untuk dipulihkan. Mulai dari Yogyakarta hingga Jakarta sudah masuk dalam daftar.
"Bali jadi prioritas utama untuk vaksin pariwisata dan ekonomi kreatif. Setelah itu ada Borobudur dan sekitarnya, Joglosemar, dan Jakarta," tutupnya.(dtt)