Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Berbagai negara melaporkan peningkatan kasus COVID-19 di kelompok anak-anak. Malaysia sebagai contoh melaporkan per tanggal 31 Mei 2021 sudah ada lebih dari 80.000 kasus COVID-19 pada anak baru lahir sampai 17 tahun.
Sementara itu Amerika Serikat (AS) melihat tingkat remaja yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 juga semakin tinggi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan kini tingkat remaja usia 12-17 tahun yang dirawat karena COVID-19 ada 1,3 per 100.000 penduduk.
Setidaknya ada 204 kasus remaja AS positif COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dari bulan Januari sampai Maret 2021. Sebanyak 31 persen di ICU dan sekitar lima persen mendapat ventilator.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Rochelle Walensky menyebut kondisi ini 'mengkhawatirkan'.
"Saya sangat khawatir dengan angka rawat kelompok remaja dan sedih melihat banyaknya yang membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu ventilator," kara Rochelle seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (5/6/2021).
Pemerintah AS merespons situasi dengan mulai memberikan vaksin COVID-19 pada kelompok anak-anak.
Di Indonesia, studi terbaru oleh peneliti dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan angka kematian pasien Corona anak-anak cukup tinggi. Dari 50 kasus anak 10 tahun ke atas yang dirawat karena COVID-19, sebanyak 20 kasus atau sekitar 40 persen meninggal dunia.
Menurut peneliti utama, Rismala Dewi, hampir semua anak yang meninggal tersebut memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Bahkan beberapa di antaranya mengidap lebih dari satu komorbid.
"Jadi dalam penelitian memang belum bisa kita menyimpulkan bahwa anak-anak ini murni kematiannya karena COVID. Jadi di highlight bahwa pemeriksaan SARS-COV-2-nya positif," kata Rismala dalam webinar yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jumat (4/6/2021).(dth)