Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Otoritas Amerika Serikat (AS) mengumumkan pihaknya telah menyuntikkan lebih dari 351 juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) di wilayahnya sejauh ini.
Seperti dilansir Reuters, Senin (9/8/2021), data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut bahwa hingga Minggu (8/8) pagi waktu setempat, sudah 351.400.930 dosis vaksin Corona yang disuntikkan di berbagai wilayah AS.
Sementara untuk total vaksin yang didistribusikan di negara tersebut, CDC menyebut jumlahnya mencapai 407.561.705 dosis.
Dari jumlah tersebut, CDC menyatakan bahwa sebanyak 194.866.738 orang di berbagai wilayah AS telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Corona.
Sedangkan sebanyak 166.477.481 orang telah divaksinasi secara lengkap atau menerima dua dosis vaksin hingga Minggu (8/8) waktu setempat.
Data CDC itu menyertakan vaksin Corona buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech yang membutuhkan dua dosis dan vaksin buatan Johnson & Johnson yang hanya membutuhkan satu dosis saja.
Menurut data penghitungan Johns Hopkins University (JHU) yang menjadi acuan global, total lebih dari 35,7 juta kasus Corona kini tercatat di wilayah AS dengan lebih dari 616 ribu kematian. Dengan angka ini, AS masih menempati peringkat teratas sebagai negara dengan total kasus dan kematian Corona tertinggi di dunia.
Dalam pernyataan kepada CNN pekan lalu dan dilansir Associated Press, Direktur CDC, Rochelle Walensky, menyatakan bahwa angka tambahan kasus harian terbaru di AS telah menembus 100.000 kasus. Angka ini tercatat akibat penyebaran cepat varian Delta yang sangat mudah menular dan rendahnya tingkat vaksinasi di wilayah selatan AS.
Otoritas kesehatan AS mengkhawatirkan jumlah kasus, tingkat rawat inap dan angka kematian akan terus melonjak jika ada lebih banyak warga AS yang menolak divaksinasi.
"Permodelan kami menunjukkan bahwa jika kita tidak (memvaksinasi orang-orang), kita bisa mencapai ratusan ribu kasus setiap harinya, mirip dengan lonjakan kita kasus pada awal Januari lalu," ujar Walensky.
Diketahui bahwa sebelumnya AS membutuhkan waktu sekitar 9 bulan untuk melampaui angka rata-rata 100.000 kasus harian pada November 2020, sebelum mencapai puncaknya pada awal Januari lalu dengan sekitar 250.000 kasus. Angkanya sempat menurun pada Juni dengan rata-rata 11.000 kasus per hari, namun enam minggu kemudian angkanya naik kembali menjadi 107.143 kasus dalam sehari.(dtc)