Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banyak isu yang menyebutkan bahwa eucalyptus merupakan tanaman perusak lingkungan. Namun kenyataannya, eucalyptus justru memiliki banyak manfaat. Tak heran jika julukan tanaman dengan seribu satu manfaat, layak disematkan bagi eucalyptus.
Hal itu dikatakan salah seorang warga Kampung Sejahtera, Adly Nasution, saat melakukan panen perdana daun eucalyptus, Kamis (12/8/2021), sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (14/8/2021).
Panen daun eucalyptus itu dilakukan di seputaran bantaran sungai yang berada di kawasan Kampung Sejahtera (Kampung Madras) yang terletak di Jalan Zainul Arifin, Medan.
Adly mengatakan, tanaman yang diisukan sebagai tanaman perusak lingkungan ini justru menunjukan 'kehebatannya' di tengah pandemi COVID-19 ini. Kalau tadinya, produk yang dihasilkan dari minyak atsiri daun eucalyptus ini terbilang sedikit, tapi saat ini banyak bermunculan produk baru berbahan baku eucalyptus dan pamornya semakin melejit karena dinilai efektif menangkal virus COVID-19.
"Sebut saja di antaranya sabun pencuci tangan, sabun badan, pembersih atau pengepel lantai, hand sanitizer ditambah dengan produk yang sudah melegenda selama ini seperti minyak kayu putih, minyak telon, minyak gosok dan lain sebagainya," jelasnya.
Menurut Adly, istrinya yang bekerja di bidang farmasi telah membuat sabun padat untuk badan. Sabun badan berbahan eucalyptus itu akan diproduksi secara komersial.
“Kalau ini dikembangkan di tengah-tengah masyarakat pastinya tidak hanya menambah pendapatan saja. Namun juga masyarakat bisa terlindungi dari virus mematikan COVID-19 dengan rajin mencuci tangan,” tambah Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera, (P3KS), Rasyid yang hadir dalam kesempatan itu.
Rasyid mengatakan, perlu ada dukungan untuk pengembangan ilmu masyarakat dalam pembuatan berbagai produk industri rumah tangga berbahan eucalyptus. Saat ini, ada sekitar 19 batang tanaman eucalyptus yang telah ditanam di sepanjang bantaran sungai di kawasan Kampung Sejahtera.
Dimana daunnya sudah dapat dipanen meskipun tanamannya masih berumur lima bulan tapi ketinggian pohonnya sudah mencapai berkisar 2,5 meter.
“Eucalyptus ini ditanam pada bulan Maret 2021 lalu. Penanaman yang dilakukan ini tidak akan memberikan manfaat nyata bagi ekonomi masyarakat kalau daunnya tidak dimanfaatkan,” jelasnya.
Ketua UKM Jurnalis Bina Mandiri (JBM), Fakhrudin Pohan atau sering disapa Kocu juga mengatakan, penanaman pohon eucalyptus secara rumahan (tanaman pekarangan) sudah merambah beberapa wilayah di Sumatera Utara, seperti Kota Medan, Binjai, Deliserdang dan Serdang Bedagai (Sergai).
Melihat manfaatnya yang begitu banyak bagi kesehatan manusia, sosialisasi tanaman eucalyptus ini menurut Kocu akan terus dilakukan.
Terkait soal tanaman yang diisukan banyak menyerap air, Corporate Comunication (Corpcom) PT Toba Pulp Lestari (TPL) Medan, Dedy Armaya membantahnya. “Tanaman eucalyptus ini tidak seperti yang banyak diperdebatkan orang. Justru tanaman ini termasuk tanaman pintar. Disebut pintar karena, saat tanaman mulai besar atau di atas satu tahun, ranting-ranting pohon akan jatuh (gugur) dengan sendirinya,” jelas Dedy.
Kalau ranting-ranting berguguran dan tersisa batang dengan daun pucuk atas, lanjut Dedy, pastinya serapan air akan semakin sedikit.
“Itu yang terjadi selama ini di area pengembangan eucalyptus yang dikembangkan TPL,” kata Dedy.
Selama ini kata dia, daun eucalyptus tidak dimanfaatkan perusahaan. Perusahaan hanya mengambil batang pohon eucalyptus. Karena itu, daun yang menjadi limbah perusahaan itu akan sangat berarti bila dimanfaatkan. “TPL berharap melalui kerjasama dengan UKM JBM produk-produk home industri berbahan eucalyptus akan bermunculan,” kata Dedy.
Panen dan diskusi tersebut turut dihadiri Pengurus UKM JBM, Husni, dan Junita Sianturi serta Adi perwakilan masyarakat Kampung Sejahtera.