Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Juli Simanjuntak, salah seorang jurnalis senior di Medan, kaget ketika hasil tes polymerase chain reaction (PCR) yang diterima pada awal Juli 2021 lalu menyebutkan dirinya terkonfirmasi positif virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Namun peristiwa itu juga menyadarkan dirinya betapa penting untuk menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat. Dirinya juga bersyukur karena telah menerima vaksin COVID-19 yang terbukti efektif menghadapi virus Corona dan membantu mempercepat penyembuhan dirinya.
Pemilik nama lengkap Julika Simanjuntak ini menceritakan awal mula dia melakukan tes PCR hingga akhirnya dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19. "Waktu itu sekitar pertengahan bulan Juni 2021. Bermula dari adanya seorang rekan jurnalis yang biasa meliput bersama memberitahukan bahwa dirinya positif COVID-19. Rekan tersebut kemudian meminta agar jika ada di antara kami yang kontak erat selama ini untuk melakukan tes. Kebetulan saya sempat liputan bersama dengan dia. Saya kemudian pergi ke salah satu fasilitas kesehatan di Medan untuk melakukan tes swab antigen," tuturnya saat diwawancarai, Senin (23/8/2021).
Juli kemudian merasa lega ketika hasil tes menyatakan bahwa dirinya negatif COVID-19. Dirinya kemudian menjalankan aktivitasnya seperti biasa sebagai jurnalis pada salah satu media online di Medan.
Namun beberapa hari kemudian ada lagi jurnalis yang mengkonfirmasikan dirinya positif Corona. "Hal itu disampaikan rekan tadi melalui WhatsApp Group kami. Beberapa hari berikutnya kembali bertambah rekan jurnalis yang juga menginformasikan positif COVID-19 dan meminta kami yang pernah kontak erat dengannya untuk melakukan tes COVID-19," ujar Juli.
Juli merasa lega karena dalam kurun waktu beberapa hari terakhir dirinya tidak pernah bertemu dengan kedua jurnalis tersebut, sehingga dia yakin jika dia negatif COVID-19. Di samping itu dia juga tidak merasakan gejala apapun seperti yang dialami orang yang terinfeksi virus Corona.
"Namun kemudian, kami berdiskusi dan kemudian memutuskan untuk menjalani tes PCR. Kebetulan ada instansi di Medan yang mengadakan tes PCR gratis dan kami mendatangi instansi tersebut. Termasuk saya juga ikut menjalani tes PCR. Kalau tidak salah kami tes PCR pada tanggal 28 Juni 2021," jelasnya.
Juli mengatakan, saat menjalani tes PCR tersebut, dirinya merasa dalam keadaan sehat dan tidak merasakan sakit apapun. "Kondisi badan fit dan tidak ada gejala sakit apapun. Pokoknya saya merasa normal-normal saja. Karena itu saya percaya kalau saya tidak ada kena Corona," ujarnya.
Namun alangkah kagetnya Juli saat beberapa hari kemudian masuk pemberitahuan bahwa dirinya positif COVID-19. "Tanggal 1 Juli 2021 masuk surat pemberitahuan ke WhatsApp Group kami tentang hasil tes PCR tersebut dan saya dinyatakan positif COVID-19. Itupun saya pertama kali diberitahukan teman satu grup yang lebih dulu membaca surat itu," jelasnya.
Juli mengakui jika dia kaget membaca hasil tes PCR tersebut, karena dia tidak merasakan gejala apapun. Namun dirinya tetap berusaha tenang dan kemudian mengambil langkah untuk memberitahukan hal itu kepada keluarga.
"Di rumah ada bapak, mama, kakak dan saya. Setelah mengetahui saya positif, mereka kemudian menghubungi saudara yang bertugas sebagai perawat di puskesmas dekat rumah untuk menjalani tes PCR. Beruntung hasil tes bapak, mama dan kakak negatif semua," tuturnya.
Berhubung tidak merasakan gejala apapun meski dinyatakan positif COVID-19, perawat di puskesmas selanjutnya meminta Juli untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Perawat tersebut juga memberikan vitamin yang dibutuhkan untuk membantu penyembuhan Juli dari penyakit COVID-19 itu.
"Karena saya masuk kategori orang tanpa gejala atau OTG, maka yang diberikan adalah vitamin dan zinc sambil diminta menjalani isolasi mandiri selama sekitar 10 hari. Semua yang disarankan perawat saya ikuti, termasuk mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan dan berjemur secara teratur di pagi hari," jelasnya.
Selama menjalani isolasi mandiri, perawat tersebut juga mengunjungi Juli secara teratur untuk mengawasi kondisi kesehatannya. Selain itu, dirinya juga mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman. "Semuanya mendoakan saya supaya lekas sembuh. Ada yang mengirimkan vitamin, oksimeter, kelapa, makanan dan lainnya. Dukungan ini yang membuat semangat saya untuk segera sembuh tetap terjaga," tutur Juli sambil tersenyum.
Hingga akhirnya Juli menyelesaikan isolasi mandiri tersebut dan kebetulan vitamin yang ada juga sudah habis. "Langkah selanjutnya adalah kembali mengadakan tes PCR. Waktu itu di Rumah Sakit USU. Pagi-pagi saya datang ke sana dan sore hari sudah dapat hasil serta dinyatakan negatif. Lega saya membaca hasil tesnya," ujar Juli.
Sementara itu, rekan-rekan Juli yang terlebih dahulu terkonfirmasi positif COVID, mengalami gejala yang berbeda. Bahkan ada yang harus menjalani perawatan di rumah sakit karena gejala yang dialami cukup berat.
Juli meyakini jika vaksinasi COVID-19 yang diikutinya pada bulan Maret dan April 2021 memberikan pengaruh besar dalam mencegah dirinya terkena gejala yang berat. "Sejak awal saya sudah meyakinkan diri dan mempercayai bahwa vaksin COVID-19 ini memberikan perlindungan kepada kita. Saat kita terkena COVID-19, dampak yang kita alami tidak berat. Ternyata, hal itu benar terjadi terhadap diri saya," tuturnya.
Menjadi orang yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 atau sering disebut sebagai penyintas COVID-19, ujarnya, memberikan pelajaran yang sangat berharga mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas sehari-hari dan menjalani program vaksinasi COVID-19. Karena itu, Juli meminta agar masyarakat, dapat benar-benar mematuhi protokol kesehatan 5M. Sebab protokol kesehatan menjadi kunci penting agar terhindar dari penularan virus berbahaya tersebut.
"Patuhi protokol kesehatan 5M yakni memakai masker dengan benar dan bahkan lebih baik menggunakan double masker. Kemudian, rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer, jaga jarak, mengurangi mobilitas dan hindari kerumunan. Itu yang harus dilakukan kita jika ingin terhindar dari virus ini. Mungkin saja saya saat itu ada lengah tidak menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan akhirnya saya tertular. Ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga, yaitu pentingnya menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat. Terlebih kita sebagai jurnalis yang setiap saat kerja di lapangan bertemu dengan banyak orang, sehingga berpotensi tertular virus Corona. Patuh dan menjalankan protokol kesehatan itu sangat penting," ujarnya.
Juli juga meminta agar rekan-rekan jurnalis dan masyarakat yang belum divaksin COVID-19 dapat segera mendaftarkan diri mengikuti program ini. Vaksin COVID-19 terbukti manjur dan dapat menghindarkan seseorang dari gejala yang lebih berat saat terinfeksi COVID-19.
"Jangan percaya hoax tentang vaksin COVID-19. Banyak yang bilang vaksin tidak ada manfaatnya atau menyebutkan vaksin itu berbahaya. Itu semua tidak benar. Ikuti saja program ini. Toh, tujuannya bagus, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang sekitar kita. Dan kalau ada tes swab atau PCR, ikuti juga. Ini untuk membantu kita untuk mencegah penyebaran virus corona itu. Mungkin saja kita sudah terjangkit virus ini, namun tidak merasakan gejala apapun. Sekali lagi saya minta kita semua untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan 5M dan ikuti program vaksinasi COVID-19. Jangan sampai lengah sedikitpun," tegasnya.