Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bantul - Seorang nenek di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewakafkan satu unit mobil untuk dijadikan ambulans. Uang untuk membeli mobil tersebut berasal dari uang hasil panen yang dia tabung, dan kumpulkan selama ini.
Adalah Tuginem (86), nenek berhijab ini mengatakan jika profesinya dulu adalah seorang petani dan berdagang. Namun karena faktor umur saat ini dia lebih banyak di rumah sembari menunggu hasil panen dari lahan miliknya yang digarap orang lain.
"Kalau sekarang setiap hari sekarang ya menyapu, duduk terus ke warung samping rumah itu. Karena sawah sudah digarap orang lain dan saya tinggal menerima hasil bersih saja," kata Mbah Tuginem saat ditemui detikcom di kediamannya, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Senin (6/9/2021).
Tuginem selama ini hidup sendiri. Meski begitu, ada keponakannya yang tinggal di samping rumah untuk menemani atau membantu keperluan Tuginem sehari-hari.
"Saya hidup sendiri," ucapnya.
Selanjutnya, karena sering melihat keponakannya sibuk membuka warung dan menjalankan unit Lazismu, Tuginem berkeinginan untuk membantunya. Alhasil, dia mewakafkan uangnya untuk dibelikan mobil ambulans.
"Kalau ambulans kan banyak yang membutuhkan. Daripada untuk membuat kandang ayam mending diwakafkan," katanya.
Tuginem menceritakan uang itu dia tabung selama ini sedikit demi sedikit dari hasil panennya. "Mengumpulkan sedikit-sedikit, uang tabungan saya. Karena saya tidak punya tanggungan apa-apa. Ya yang jelas wakafkan ini dari niat saya dan niatnya mau saya wakafkan," ujarnya.
Keponakan Tuginem, Fauzan (39), mengatakan bahwa keluarga buliknya itu memang kerap mewakafkan hartanya untuk kepentingan umum. Sifat Tuginem tersebut, kata Fauzan, mengikuti jejak ayah dan kerabatnya.
"Pertama bapaknya wakaf masjid (di Jalan Bantul), lalu dari situ ingin mengikutinya," ujarnya.
Fauzan juga mengungkap alasan Tuginem membeli mobil untuk dijadikan ambulans karena melihat kesibukannya dalam mengantar jenazah.
"Simbah ini tiap hari siang duduk-duduk di kantor Lazismu, karena sudah tidak bertani dan berdagang. Terus saya kan melayani ambulans dan kita hanya punya 1 ambulans Lazismu dan kita kewalahan," ucapnya.
"Karena bulik lihat aktivitas kita, maka bulik ingin bersodakoh dan saya selaku keponakannya bilang kalau berkenan beli ambulans. Lalu beli komplit Rp 110 juta, itu pakai uangnya (Tuginem)," imbuh Fauzan.
Pria yang juga bendahara Lazismu Sewon Selatan ini mengaku sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan Tuginem. Berkat jasa buliknya itu, saat ini pihaknya memiliki dua unit mobil ambulans.
"Saat ini ambulans ada dua, itu untuk penanganan COVID-19 dan jenazah," katanya. dtc