Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan telah membentuk tim investigasi terkait sanksi yang dijatuhkan World Anti-Doping Agency (WADA) kepada Indonesia karena dianggap tidak patuh terhadap ketentuan WADA. Tim investigasi tersebut tengah berangkat menuju Eropa untuk melakukan negosiasi dengan WADA.
Tim investigasi tersebut diketuai oleh Raja Sapta yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Zainudin menyebut jika Raja Sapta beserta tim tengah bertemu dengan IOC (International Olympic Comitee) untuk membicarakan sanksi yang diterima oleh Indonesia.
"Ketua tim kita Pak Raja Sapta sekaligus Ketua NOC semalam sudah berangkat ke Eropa, memang ada kegiatan dengan pertemuan IOC jadi IOC memproses seluruh dunia jadi berkumpul di sana membicarakan itu semua dan termasuk ada WADA di sana dia akan melakukan komunikasi-komunikasi menjelaskan tentang apa yang kita alami dan apa upaya kita," ujar Zainudin kepada wartawan di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (20/10/2021).
Selain itu, Zainudin mengatakan jika kesalahan seperti ini tidak boleh terulang kembali. Oleh karena itu, tim investigasi tersebut diberangkatkan ke Eropa untuk berkomunikasi dengan WADA mencari penyebab insiden yang diterima Indonesia.
"Saya tidak mau ini terulang kembali oleh karena itu kita harus tahu apa penyebabnya apakah sekedar komunikasi atau ada hal lain yang menjadi penyebab ini," kata Zainudin.
Selain itu, politisi Golkar ini mengatakan jika Test Doping Plan (TDP) 2022 telah disetujui WADA. Tes doping PON XX di Papua pun sudah beres dan dikirim ke Qatar untuk diuji.
"Kemudian 2022 perencanaan sudah dikirim, PON beres tinggal dikirim ke Qatar mudah-mudahan begitu itu clear semua. Kemudian WADA melihat yang diminta itu sudah terisi dan terakhir ada kuesioner yang harus diisi, dan kalau memang sudah diisi dan kepatuhan kita tunjukan bukan karena sengaja," ucap Zainudin.
"Jadi kan kita dianggap tidak comply kita berbeda dengan Rusia, kalo Rusia kan dianggap pemerintah yang merestui doping, kita tidak itu aja," sambungnya.
Dia berharap, permasalahan dengan WADA ini bisa cepat selesai, berhubung Ketua Tim Investigasi sedang bergerak berkomunikasi dengan WADA.
"Bagi saya yang penting adalah segera memulihkan itu banned dari WADA, dan investigasi jalan, kalo toh dia (Okto) pulang ya itu paralel yang paling utama segera mencabut banned-nya LADI (Lembaga Anti-Doping Indonesia)," tutupnya.
Untuk diketahui, Badan Antidoping Dunia (WADA) mengirim formal notice terkait status Indonesia yang dinilai tidak mengikuti standar test doping plan (TDP) pada 15 September 2021. WADA memberikan kesempatan 21 hari kepada Indonesia untuk memberikan klarifikasi. Jika klarifikasi tidak dilakukan, Indonesia akan menerima sanksi berupa pelarangan menyelenggarakan event olahraga internasional di Tanah Air ataupun pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di luar negeri.
Sanksi resmi WADA pun jatuh, rencana penyelenggaraan event olahraga internasional di Indonesia, seperti gelaran MotoGP Mandalika, Piala Dunia U-21, hingga Formula E, juga terancam. Selain itu, dengan adanya sanksi resmi dari WADA ini, kesempatan Indonesia untuk ikut bidding berbagai turnamen internasional menjadi terancam. dtc