Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum usai. Karena itu, meskipun masyarakat sudah mengikuti vaksinasi COVID-19, namun disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang terdiri dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi, harus tetap dipatuhi.
Siti Nadia mengatakan, situasi global pandemi COVID-19 yang saat ini tengah berlangsung diharapkan dapat menjadi pembelajaran. Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) per 26 Oktober 2021 menyebutkan, terjadi peningkatan jumlah kasus dan kematian di tingkat global.
“Salah satu yang dianggap mempengaruhi peningkatan kasus tersebut adalah sudah dilakukannya berbagai pelonggaran dan penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak,” tutur Nadia sebagaimana disampaikan dalam keterangannya yang dikutip Kamis (28/10/2021).
Siti Nadia mengatakan, Indonesia dapat memetik pelajaran penting dari hal tersebut, yakni program vaksinasi COVID-19 yang saat ini tengah berjalan harus tetap diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.
Di tanah air, meski situasi pandemi terkendali, namun hari libur panjang dalam rangka Natal dan Tahun Baru akan segera tiba. Potensi peningkatan mobilitas pada waktu tersebut, dapat membuka risiko terjadinya lonjakan kasus dan bahkan gelombang ketiga.
“Kita dapat mencegah potensi lonjakan kasus atau potensi gelombang ketiga dengan menjadikan mobilitas tidak meningkat sampai pada angka 10% seperti pada kondisi Nataru 2020 dan pasca Idul Fitri 2021,” tuturnya.
Siti Nadia juga mengingatkan bahwa terdapat 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang mengalami peningkatan kasus konfirmasi dalam 7 minggu terakhir. Dibutuhkan kewaspadaan bersama, mengingat Indonesia telah berada dalam kondisi terus menekan angka penularan kasus COVID-19 sekaligus menekan jumlah kasus positif pada level serendah mungkin.
Dalam kesempatan itu, Nadia juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu dan tidak takut ikut vaksinasi. “Kita bisa akhiri pandemi COVID-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains,” ujarnya.
Sementara Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Barud r. Reisa Broto Asmoro menyoroti penurunan tingkat kepatuhan lrokes di tengah masyarakat.
“Dari seluruh lokasi kerumunan yang dipantau dalam 7 hari terakhir, restoran dan kedai (20,6%) dan tempat wisata (9,9%) termasuk ke dalam kategori kepatuhan memakai masker kurang dari 60%. Ini adalah titik lengah,” ujar Reisa.
Reisa mengingatkan, meski berkumpul dengan orang-orang yang sudah divaksin dan diketahui status kesehatannya melalui aplikasi PeduliLindungi, namun sebaiknya kita tidak terlalu percaya diri untuk berkerumun dan melakukan kontak tanpa memakai masker.
Apalagi, kata Reisa, cakupan vaksinasi nasional belum mencapai 100%. Menurutnya, baru sekitar 25% dari kelompok masyarakat rentan yang divaksin lengkap dan baru 50% warga rentan dan umum yang sudah vaksin kesatu. Untuk kelompok usia 12-17 tahun, baru 3,1 juta lebih anak yang telah divaksin lengkap dan 3,8 juta baru mendapatkan dosis pertama.
Dan yang paling serius adalah kaum lansia masih banyak yang harus dipersuasi untuk ikut vaksinasi. Cakupan vaksinasi lansia saat ini, kata Reisa, masih jauh dari harapan, karena lansia adalah kelompok pertama yang divaksinasi sejak awal tahun 2021.
Reisa menyebutkan, ini adalah titik lengah yang besar. Apabila di ruang publik masih banyak yang belum divaksin, risiko tertular COVID-19 masih tetap tinggi. Selama konfirmasi kasus baru masih ada, meski rendah, fakta tersebut menunjukkan bahwa penularan masih terjadi.
Karena itu, Reisa terus mengajak masyarakat untuk bantu gencarkan vaksinasi lansia, kelompok rentan dan anak, sambil tetap disiplin protokol kesehatan, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Juga mengimbau untuk mengurangi mobilitas serta menjauhi kerumunan. “Pandemi masih ada, dia tidak berakhir di kota dan kabupaten kita kalau tidak berakhir di seluruh Indonesia,” tegas Reisa.