Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebanyak 10 atlet wushu sanda Pengprov Wushu Indonesia (WI) Sumut berhasil dijaring dalam seleksi daerah (selekda) yang dilangsungkan di GOR Veteran Dispora Sumut, 19-21/11/2021. Kesepuluh atlet tersebut terdiri atas enam pesanda putra dan empat pesanda putri. Enam pesanda putra yang lolos yakni Michael Morino (kelas 52 kg) dari Kabupaten Humbahas, Goklas Putra Adiansa Sagala (56 kg) dari Tanah Karo, Arfikhan Syah Fikri (60 kg) dari Simalungun, Yanto Rizel Silaban (65 kg) dari Humbahas, Suprianto Silaban (70 kg) dari Humbahas, dan Ray Gamesa Kaban (75 kg) dari Medan.
Sedangkan empat pesanda putri yang lolos dalam seleksi tersebut yakni, Rasita br Naibaho (48 kg) dari Tanah Karo, Roso Beatrice Malau (52 kg) dari Samosir, Tasya Dalena Nainggolan (56 kg) dari Asahan, dan Elsanda Sitio (60 kg) atlet pelatda.
Kekuatan tim sanda Sumut bakal bertambah karena satu atlet penghuni pelatnas, Febri Hasudungan Siregar (kelas 48 kg) akan bergabung. Dengan demikian kontingen Sumut berkekuatan tujuh atlet putra, dan empat atlet putri. Mereka didampingi tiga pelatih, Neri Agus Manulang, Johan Chongiran, dan pelatih asal China Laushe Feng.
Ketua Pengprov WI Sumut, Daren Song didampingi Sekretaris Heriyanto mengatakan, para atlet hasil selekda tersebut akan diikutkan dalam Kejurnas yang berlangsungkan 5-11 Desember, di Jakarta. Untuk memantapkan persiapan, Darsen menegaskan, mulai Rabu (24/11) para atlet sudah harus memasuki pelatda di sasana Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI), Jalan Wushu Medan.
“Jika ada atlet yang melanggar dengan jadwal yang kami tentukan, berarti mereka tidak serius. Lebih baik tidak kami bawa saja, dari pada dia jadi bulan-bulanan di Jakarta,” ujar Darsen.
Dalam kesempatan itu Darsen memberikan apresiasi kepada Kabupaten/Kota yang mengirimkan atletnya mengikuti selekda tersebut.
“Saya menyatakan salut dan bangga dengan para pengurus Kabupaten/Kota, karena walau masih dilanda pandemi Covid-19, mereka tetap melakukan pembinaan. Mereka seolah tidak ingin menunda impian para atlet dalam meraih cita-cita menjadi yang terbaik dalam olahraga beladiri sanda,” katanya.