Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com.Samosir- Spanduk selamat datang menghiasi sejumlah titik di Kota Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara menyambut kepulangan para kepala desa (Kades) usai kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Bali. Spanduk itu sebagai kritik rakyat atas kunker Kades ke pulau dewata yang dibiayai dari uang rakyat menghabiskan anggaran Rp 10 juta-Rp 12 juta dari APBDesa masing-masing.
Kepala Dinas Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat dan Desa (PPAMD) Samosir, Amon Sormin menjelaskan, jumlah anggaran tersebut diketahui saat para kepala desa menyampaikan rencana usulan kunker yang disampaikan Asosiasi Pemerintah Desa (APDESI) ke pemerintah atasan beberapa waktu lalu untuk dilakukan pembahasan bersama.
"Terkait kunjungan para kepala desa, sebagai dinas pemberdayaan desa, tugas kami hanya melakukan fasilitas dan regulasi sesuai peraturan. Anggaran Rp 12 juta berasal dari APBDesa masing masing. Selanjutnya, kami teruskan ke pimpinan, dan kunjungan itu disetujui untuk termin pertama dengan memberangkatkan sebanyak 42 kepala desa," kata Sormin kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu(27/11/2021) saat dihubungi.
Rencana para kepala desa sendiri melakukan kunjungan ke Pulau Bali akan berlangsung selama tiga termin untuk melihat perkembangan dan pengelolaan desa wisata dan desa pertanian. Untuk termin kedua direncanakan pada pertengahan Desember dan termin ketiga di awal awal Januari 2022.
"Untuk rencana termin kedua masih dalam pembahasan, apalagi adanya pemberlakukan PPKM level 3 oleh pemerintah pusat," tambah Sormin.
Spanduk Bersileweran
Kunker para kepala desa Kabupaten Samosir ke Pulau Dewata Bali mendapat respon dari beberapa elemen masyarakat. Tidak tanggung-tanggung beberapa spanduk berseliweran di beberapa sudut Kota Pangururan hingga simpang perkantoran Parbaba.
Masyarakat sangat kecewa atas sikap para kepala desa yang diduga menghabiskan anggaran hingga ke luar Pulau Samosir padahal, Pulau Samosir butuh sentuhan peningkatan ekonomi masyarakat.
"Jelas sangat kecewa, untuk apa ke Bali dengan situasi situasi yang sangat sulit ini, apalagi menggunakan dana rakyat yakni dana APBDesa," kata mantan Anggota DPRD Provinsi Sumatra Utara, Efendi Naibaho.