Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pemerintah memantau setiap kenaikan kasus COVID-19 di daerah dan siap siaga menangani dari hulu sampai hilir, termasuk kesiagaan dalam menghadapi varian Omicron. Mengantisipasi kenaikan kasus positif COVID-19, masyarakat diminta tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) serta mengikuti program vaksinasi yang saat ini tengah berjalan.
Adapun disiplin protokol kesehatan tersebut mencakup memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kenaikan kasus COVID-19. Pemerintah saat ini sedang berkomitmen untuk terus mengejar target vaksinasi agar tercapai pada akhir tahun. “Meskipun tren penularan ada di level satu atau terus membaik, peningkatan kasus COVID-19 masih terdeteksi di beberapa kabupaten/kota. Artinya, virus ini masih ada di sekitar kita,” ujar Johnny dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (4/12/2021).
Johnny mengatakan, beberapa daerah yang mencatat kenaikan kasus positif COVID-19 tersebut adalah Teluk Wondama di Papua Barat, Pekanbaru, Bengkalis, Bontang, Yogyakarta, Gunungkidul, Dumai, Bantul, Nagekeo di NTT, Cimahi, Kupang, Surakarta, Denpasar, Sumba Tengah, Jembrana, Manggarai, Sleman, Mojokerto, Majalengka, Karanganyar, dan Trenggalek.
Johnny mengatakan, tiga dari 21 kabupaten/kota tersebut, mengalami kenaikan akibat klaster komunitas, yakni Kota Dumai di Riau imbas klaster pondok pesantren, Kota Kupang, NTT akibat pembelajaran tatap muka (PTM) dan tes suspek. Terakhir Kota Surakarta di Jawa Tengah karena PTM. “Kita ketahui, klaster-klaster baru muncul dari penularan di perkantoran, pasar, sekolah, dan lapas. Karena itu, pemerintah terus mengawasi perkembangan kasus harian, melacak kontak erat juga diikuti tes untuk pencegahan agar tidak terjadi kenaikan level situasi pandemi di Indonesia,” tegasnya.
Johnny menegaskan, pemerintah akan terus memantau situasi dan menerapkan berbagai kebijakan yang sesuai dengan tingkat situasi di daerah. Implementasi kebijakan tersebut mencakup upaya mendorong pemerintah daerah memastikan masyarakat terus disiplin protokol kesehatan dan menahan mobilitas selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) .
Selain itu, kesiapsiagaan juga dilakukan di sisi hilir penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Salah satunya adalah dengan memastikan ketersediaan tempat perawatan isolasi dan intensif mencukupi, termasuk ketersediaan obat-obatan, ventilator, dan tabung oksigen. “Belajar dari situasi sebelumnya saat terjadi lonjakan kasus, kami mendorong kesiapan fasyankes, juga akses obat dan peralatan kesehatan terjaga bagi masyarakat,” imbuhnya.
Pemerintah juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi agar dapat mengurangi risiko sakit berat jika terinfeksi virus COVID-19. Per 3 Desember 2021, sudah lebih dari 141 juta penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama (67,9% dari sasaran vaksinasi) dan lebih dari 98 juta di antaranya sudah mendapatkan dosis lengkap (47% dari sasaran vaksinasi).
“Melihat capaian tersebut, tentu perlu ada percepatan lagi agar rakyat Indonesia semakin banyak yang terlindungi vaksin. Ini target kita bersama. Maka itu, kami mengingatkan kembali, agar masyarakat jangan pilih-pilih vaksin, semua vaksin aman dan berkhasiat,” pungkas Johnny.