Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Memasuki pertengahan Februari ini, sebagian besar perkebunan karet di Sumatra Utara (Sumut) telah mengalami gugur daun. Gugur daun yang terjadi ini adalah gugur daun alami atau gugur daun primer yang merupakan proses alami. Secara fisiologi, tanaman menggugurkan daunnya untuk mengantisipasi ketersediaan atau kebutuhan air tanaman yang selalu terjadi pada musim kemarau.
Persentase gugur daun tanaman karet di Sumut bervariasi tergantung lokasi dan jenis klon karetnya. Pada saat pohon karet mengalami gugur daun 100%, produksi lateksnya sekitar 30% dari keadaan normal. Penurunan tertinggi terjadi pada saat pembentukan daun muda. Gugur daun di Sumut diperkirakan akan berakhir pada April yang akan datang.
"Keadaan ini membuat pabrik pengolahan karet kesulitan bahan baku," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Kamis (17/2/2022).
Edy mengatakan, berkurangnya pasokan bahan olahan karet (bokar) ini berdampak pada meningkatnya harga pembelian lokal. Di pasar internasional juga sudah mulai menunjukkan peningkatan. Menurut beberapa pelaku usaha, tambah Edy, walaupun harga beli ditingkatkan, bahan baku yang dibutuhkan juga tidak dapat mencukupi.
"Karena pasokan karet rakyat belakangan ini terus berkurang karena dikonversi ke tanaman lain," kata Edy.